Menengok Sejarah Tersembunyi Bunker Terbesar di Skotlandia, Tak Banyak Orang Tahu

Menengok Sejarah Tersembunyi Bunker Terbesar di Skotlandia, Tak Banyak Orang Tahu

korannews.com – Bunker buatan era Perang Dingin terbesar di Skotlandia , telah terkubur jauh di bawah bukit di Edinburgh dan keberadaannya tetap tidak diketahui oleh kebanyakan orang selama beberapa dekade.

Bunker Barnton Quarry Nuclear dibangun pada 1944 dan diperluas pada 1951, namun pada 1955 sudah tak berfungsi.

Pintu masuk bangunan yang letaknya terpencil dan berada 100 kaki atau kira-kira 30 meter di bawah Bukit Corstorphine, hanya bisa diakses melalui jalur terpisah yang sulit ditempuh.

Terdiri dari tiga lantai, bunker ini dulunya merupakan garis pertahanan pertama Skotlandia melawan ancaman perang nuklir.

Bunker ini dilengkapi dengan studio penyiaran BBC dan akan menampung Ratu Elizabeth jika kota itu diserang saat dia tinggal di sana.

Inti dari bunker ini dikelilingi oleh labirin koridor dan ruangan yang terdiri dari lantai operasi utama di mana informasi dikumpulkan pada 1950-an untuk menemukan pesawat apapun di ruang udara Skotlandia.

Akan tetapi, seorang mantan pejabat bunker Kantor Dalam Negeri yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan kepada BBC Skotlandia bahwa pusat operasi radar hanya bertahan selama 18 bulan.

“Mereka menghabiskan jutaan dollar untuk operasi radar, sementara teknologi jet tempur bergerak lebih maju daripada sistem radar di bunker – jadi itulah akhirnya,” katanya.

Bunker yang terletak di bukit yang sama dengan Kebun Binatang Edinburgh dideklarasikan pada 1955.

Pada 1960 bunker itu diambil alih oleh pemerintah dan menjadi pusat kendali yang dilindungi jika terjadi serangan nuklir.

Tapi lima tahun kemudian pusat kendali itu dipindahkan ke bunker lain di daerah Kirknewton sebelum bermigrasi ke beberapa lokasi lain.

Militer menutup bunker tersebut dan pada 1983 mengalihkan kepemilikan ke Dewan Regional Lothian untuk digunakan sebagai pusat kendali darurat.

Namun, dewan kemudian mengatakan bunker itu terlalu besar dan tidak pernah benar-benar dipakai.

MacGregor Properties membeli bunker itu, tapi gagal mendapatkan izin perencanaan untuk membangun rumah susun di atas situs tersebut.

Kemudian pada 1996, pengusaha lokal James Mitchell membeli bunker itu seharga Rp 1,1 miliar.

Dia berkata, “Mereka tidak bisa berbuat apa-apa dengan situs itu karena mereka tidak diberi izin perencanaan untuk mendirikan apartemen, jadi saya bertanya apakah saya bisa membelinya? Mereka mengatakan, mereka sedang rapat dengan dewan dan akan menelepon saya kembali.”

“Saya sedang berada di dalam mobil saya, dan pada saat saya melewati Forth Road Bridge saya telah membelinya.” sambungnya.

Namun, ketika dia melihat ke dalam bunker, dia menemukan kekacauan yang mengerikan.

“Para pengacau masuk melalui ventilasi udara dan mencuri banyak barang,” katanya.

“Jadi saya meninggalkannya selama beberapa tahun sampai saya tahu apa yang harus saya lakukan dengan bunker itu,” imbuhnya.

Pada tahun-tahun berikutnya terjadi kebakaran, salah satunya pada 1998 yang berkobar selama dua hari dan menghanguskan seluruh bunker.

Mantan pejabat Kementerian Dalam Negeri berkata, kebakaran itu dilakukan oleh kelompok anarkis bernama Edinburgh Bomby Group.

Anggota kelompok itu percaya bahwa pemerintah akan menggunakan bunker itu lagi jika terjadi perang nuklir.

“Jadi mereka menulis pesan di pintu bunker. Mereka mengatakan akan memotong tiang telegraf, yang mana telah mereka lakukan, dan pesan nomor 10 adalah membakar bunker itu.

“Mereka menggunakan mesin gerinda dan palu godam, serta meletakkan sepeda motor di dekat sentral telepon yang ada di dalam lalu membakarnya.”

Pejabat Kementerian Dalam Negeri tersebut memperkirakan setidaknya butuh uang Rp 372 miliar untuk menghidupkan kembali bunker ini.

Pemilik bunker, James Mitchell, berkata dia telah menghabiskan Rp 18 miliar untuk membersihkan lebih dari 40 ton puing-puing, dengan bantuan para sukarelawan.

Peter Gordon, Direktur Barnton Bunker Preservation Society, menambahkan sangat sedikit orang yang berada di dalam bunker.

“Ketika kami pertama kali datang, ada bangkai tikus di mana-mana dan baunya lembab,” ujarnya.

“Api telah menjadikan tempat ini seperti neraka, bahkan menyebabkan beton retak. Anda masih bisa melihat buktinya sekarang,” tambahnya

James Mitchell yang juga memiliki Bunker Rahasia Skotlandia di Fife, mengatakan dia ingin menghidupkan kembali bangunan yang masuk Daftar Ketagori A itu sebagai museum.

Sekarang dia telah mengantongi status amal untuk bunker tersebut dan ingin menawarkan “tur dengan memakai topi pengaman” demi memberi kesempatan kepada para pengunjung melihat bunker ini sebelum berubah menjadi museum.

Penasihat Kementerian Dalam Negeri menambahkan, “Saya mengingatnya pada hari-hari ketika wajah Anda terpantul di lantai, tapi sekarang ini adalah bangunan setengah telantar.”

“Unik dan sangat menarik serta seru untuk dikunjungi. Meskipun bunker ini tidak lagi menjadi tempat rahasia pada 1955, tidak ada yang membicarakannya,” ucapnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!