Korban Tewas Gempa Turkiye-Suriah Capai 20.000 Jiwa, Harapan Pencarian Memudar

Korban Tewas Gempa Turkiye-Suriah Capai 20.000 Jiwa, Harapan Pencarian Memudar

korannews.com

ANKARA, KOMPAS.com – Korban tewas gempa Turkiye dan Suriah dikonfirmasi melonjak menjadi lebih dari 20.000 jiwa pada Kamis (9/2/2023).

Otoritas manajemen bencana dan darurat Turkiye mengatakan, jumlah korban tewas di negara itu sudah mencapai 17.134 jiwa.

Sedangkan di Suriah, setidaknya 3.162 orang diketahui tewas, akibat gempa dahsyat yang terjadi pada Senin (6/2/2023), sebagaimana dilansir BBC.

Tim penyelamat di Turkiye dan Suriah masih terus melanjutkan kerja keras mencari dan mengevakuasi korban selamat yang terjebak puing-puing.

Akan tetapi, saat pencarian telah memasuki hari keempat, harapan mulai memudar.

Konvoi bantuan pertama untuk Suriah barat laut yang dikuasai oposisi akhirnya berhasil menyeberang ke wilayah itu dari Turkiye.

Pengiriman bantuan ke Suriah sempat macet selama berhari-hari karena kerusakan jalan dan masalah logistik.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres membenarkan bahwa enam truk yang membawa bantuan lainnya telah tiba di Suriah. Namun, dia memperingatkan perlu lebih banyak bantuan.

Di satu sisi, para korban selamat masih menghadapi situasi yang mengancam jiwa di tengah hawa musim dingin yang menusuk tulang.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bencana baru bisa dihadapi para penyintas gempa Turkiye dan Suriah.

“Ini adalah bencana kedua yang akan terjadi kecuali kita bertindak sangat, sangat cepat, yang berarti tempat berlindung, makanan, air, dan obat-obatan karena cuaca sangat dingin,” kata Direktur Regional WHO untuk Eropa Hans Kluge, kepada BBC.

Dia mengatakan, sebagian besar masyarakat di Suriah yang sebelumnya sudah dilanda perang saudara sangat bergantung pada tempat penampungan air. Fasilitas ini merupakan yang pertama jatuh akibat gempa.

Kluge mengatakan, penampungan air perlu segera diganti, karena negara itu menghadapi wabah kolera yang menjadi masalah bahkan sebelum gempa.

Sebelumnya, WHO mengatakan organisasi kemanusiaan di wilayah tersebut kini menghadapi tantangan untuk memastikan mereka yang selamat dari gempa bumi dapat terus bertahan di tengah kondisi yang mengerikan.

Manajer tanggap insiden WHO mengatakan ribuan orang masih tinggal di tempat terbuka dalam kondisi yang memburuk.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!