Kisah Miris Artis Cilik yang Lumpuh Usai Kena Iseng Temannya di Lokasi Syuting

Kisah Miris Artis Cilik yang Lumpuh Usai Kena Iseng Temannya di Lokasi Syuting

korannews.com – Kisah miris harus dialami seorang artis cilik bernama Puteri Rafasya (12) asal Malaysia . Kini dia masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit usai mengalami kecelakaan di lokasi syuting.

Puteri Rafasya mengalami patah tulang pinggul setelah mengalami insiden bulan lalu, dan langsung tak bisa berjalan. Artis cilik tersebut disebut jatuh dalam posisi telentang setelah kursi yang akan didudukinya ditarik oleh anak lain yang sedang guyon.

Melansir Channel News Asia, pada Selasa, 14 Maret 2023 Puteri Rafasya dikonfirmasi mengalami patah tulang pinggul . Hal itu disebabkan saat terjatuh, sang artis membentur kaki logam tripod.

Insiden miris ini mulai terungkap ke publik pada 26 Februari 2023. Saat itu sang ibu mengunggah sejumlah foto Puteri yang sedang dirawat di rumah sakit.

Di unggahan pertama, ibu sang artis cilik mengungkap bahwa anaknya mengalami insiden pada 22 Februari 2023. Akibatnya, Puteri harus memakai popok untuk buang air besar dan buang air kecil.

Pada unggahan berikutnya, Puteri disebut hanya bisa duduk berada di kursi roda, dan tak bisa duduk atau berjalan seperti biasanya. Pada 10 Maret 2023, Puteri dinyatakan mengalami inkontinensia, dan kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Tunku Azizah.

Ibunda Puteri menyebut anaknya saat ini dirawat di bangsal anak. Sebelumnya Puteri diperkirakan sudah bisa berjalan, namun pada kenyataannya justru sebaliknya.

“Menurut laporan medis, Puteri diperkirakan sudah bisa berjalan sekarang. Tapi dia bahkan tidak bisa berdiri, apalagi berjalan,” ucap Fatin Aliza Salmi, ibunda Puteri.

Patah tulang pinggul memiliki dampak yang beragam, tingkat keparahannya pun juga tergantung seberapa parah luka yang dialami. Jika merusak otot, ligament, tendon, pembuluh darah, dan saraf di sekitarnya maka bisa berakibat fatal.

Apabila tak segera ditangani, cedera tersebut bisa memengaruhi kemampuan pasien untuk bergerak dalam jangka waktu yang lama. Pasien juga bisa mengalami sejumlah komplikasi berupa pembekuan darah di kaki atau paru-paru, luka baring, infeksi saluran kemih, radang paru-paru, dan kehilangan massa otot.

Untuk proses pemulihannya memerlukan waktu yang cukup lama, karena memerlukan tindakan bedah. Tindakan tersebut juga tergantung pada jenis patah tulang yang dialami pasien, usia, dan kondisi kesehatan pasien.

Namun sebelum menjalani pembedahan, dokter akan memantau kondisi pasien terlebih dahulu. Hal itu dilakukan dengan tes darah dan urin, rontgen dada, dan elektrokardiogram (EKG).***

Exit mobile version