Juri pengadilan di Austin, Texas, pada Kamis (4/8), memerintahkan tokoh teori konspirasi Alex Jones untuk membayar ganti rugi lebih dari $4 juta dolar kepada orang tua dari anak laki-laki berusia enam tahun yang tewas dalam pembantaian di SD Sandy Hook, Connecticut, pada Desember 2012 lalu.
Putusan tersebut menandai pertama kalinya pembawa acara Infowars itu diwajibkan bertanggung jawab secara finansial karena berulangkali mengklaim penembakan sekolah yang paling menelan banyak korban jiwa itu sebagai hoaks atau tipuan.
Juri pengadilan itu masih harus menentukan berapa banyak “punitive damages” atau ganti rugi tambahan yang harus dibayarkan Jones kepada Neil Heslin dan Scarlett Lewis, orang tua dari Jesse Lewis, salah seorang dari 20 siswa dan enam guru yang tewas dalam serangan itu.
Heslin dan Lewis telah menggugat sedikitnya $150 juta sebagai kompensasi atas pencemaran nama baik dan penderitaan emosional yang disengaja oleh Jones. Pengacara Jones meminta juri untuk membatasi ganti rugi yang harus dibayarkan hingga delapan dolar saja – satu dolar utuk setiap biaya kompensasi yang mereka pertimbangkan.
Jones sendiri mengatakan perintah pembayaran ganti rugi lebih dari dua juta dolar “akan menenggelamkan Infowars.”
Putusan tersebut bukanlah yang terakhir bagi Jones, yang saat putusan dibacakan tidak hadir di pengadilan.
Jones berulangkali mengatakan insiden penembakan di SD Sandy Hook di Kota Newtown itu sebagai “tipuan” untuk meningkatkan pengendalian senjata api.
Hakim Connecticut telah memutuskan melawan Jones dalam gugatan serupa yang diajukan oleh keluarga korban lain dan seorang agen Biro Penyidik Federal FBI yang menangani kasus tersebut.
Putusan Lanjutan
Di luar gedung pengadilan itu, pengacara penggugat, Mark Bankston, menegaskan bahwa jumlah $4,11 juta yang diperintahkan juri itu tidak mengecewakan karena hanya sebagian dari ganti rugi yang harus dibayar Jones.
Juri akan kembali bersidang pada Jumat (5/8) untuk mendengar lebih banyak bukti tentang Jones dan kondisi keuangan perusahaannya.
Jumlah total ganti rugi yang dijatuhkan dalam kasus tersebut dapat menjadi preseden atau landasan bagi tuntutan hukum lainnya terhadap Jones, dan menggarisbawahi ancaman keuangan yang dihadapinya.
Jadi Preseden
Putusan itu juga menimbulkan pertanyaan baru tentang kemampuan Infowars untuk terus beroperasi, meskipun keuangan perusahaan itu tidak jelas. Infowars telah dilarang beredar di YouTube, Spotify dan Twitter karena kerap menyampaikan ujaran kebencian.
Jones, yang menggambarkan gugatan hukum itu sebagai serangan terhadap haknya menjalankan Amandemen Pertama Konstitusi Amerika, dalam sidang pengadilan itu mengakui bahwa penembakan di SD Sandy Hook itu “100 persen nyata” dan bahwa ia telah berbohong tentang hal itu.
Keluarga Korban Penembakan Jadi Korban Teori Konspirasi
Tetapi Heslin dan Lewis mengatakan kepada tim juri bahwa permintaan maaf saja tidak cukup, dan meminta mereka untuk membuat Jones membayar penderitaan selama bertahun-tahun yang dirasakan keluarga korban penembakan itu, akibat pernyataan-pernyataan Jones.
Heslin dan Lewis, pada Selasa (2/8) lalu, menyampaikan tentang bagaimana mereka telah mengalami trauma selama bertahun-tahun, tidak saja akibat pembunuhan putra mereka, tetapi juga apa yang terjadi selanjutnya, yaitu teror yang mencakup tembakan senjata api ke rumah mereka, ancaman melalui telepon dan di dunia maya, dan pelecehan di jalan yang dilakukan oleh orang asing.
Mereka mengatakan ancaman dan pelecehan itu semuanya dipicu oleh Jones dan teori konspirasi yang disebarluaskannya kepada para pengikutnya melalui situs Infowars.
Perusahaan media Jones, Free Speech Systems – yang merupakan induk perusahaan Infowars – telah menyatakan kebangkrutan. [em/jm]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.