korannews.com – Mantan Presiden Brazil Jair Bolsonaro akan kembali ke Brazil pada 30 Maret, kata partai politiknya melalui media sosial pada Jumat (24/3), setelah mengasingkan diri ke Amerika Serikat selama tiga bulan menyusul kekalahannya dalam pemilu Oktober lalu.
Kembalinya Bolsonaro ke Brazil amat ditunggu partai politiknya, Partai Liberal (PL) yang berhaluan konservatif, yang kini menjadi partai dengan kursi terbanyak di Kongres Brazil setelah pemilu.
“Presiden nasional (partai) kita, Valdemar Costa Neto, menyatakan bahwa Jair Bolsonaro akan kembali ke Brazil pada 30 Maret. Bolsonaro akan tiba di Brasilia pada pukul 7:30 pagi,” sebagaimana pernyataan Partai Liberal di media sosialnya.
Bolsonaro berlepas ke Amerika Serikat pada 30 Desember, hanya dua hari sebelum pelantikan presiden terpilih, Luiz Inacio Lula da Silva, sehingga ia melewatkan tradisi penyerahan selempang kepresidenan kepada penerusnya.
Costa Neto berkata ia mengharapkan Bolsonaro menjadi pemimpin oposisi sayap kanan terhadap kepemimpinan Presiden Lula yang berhaluan kiri dan memimpin partainya memenangi pemilu daerah tahun depan.
Partai Liberal mengharapkan jumlah jabatan wali kota seantero Brazil yang dikuasainya meningkat tiga kali lipat dalam pemilu itu.
Bolsonaro dapat semakin kehilangan modal politiknya apabila ia bertahan dalam pengasingannya di Florida, dan ia sepatutnya kembali untuk memimpin 58 juta penduduk Brazil yang memilihnya dalam pemilu yang Lula menangi secara tipis, kata Costa Neto.
Oposisi yang efektif dapat menjadi dasar yang ajek bagi kemenangan politik sayap kanan dalam pemilu presiden selanjutnya di tahun 2026, kata pejabat Partai Liberal kepada Reuters.
Sementara itu, Bolsonaro tengah menghadapi masalah hukum di negaranya, salah satunya adalah dugaan percobaan membawa masuk hadiah dari Arab Saudi senilai 3,2 juta dolar AS (Rp49,1 miliar) tanpa deklarasi pabean yang ditujukan padanya, yang kini tengah diselidiki pemerintah federal.
Penyelidikan tersebut akan semakin menambah permasalahan hukum yang dihadapinya apabila ia kembali ke Brazil, selain di antaranya dugaan memicu protes dengan kekerasan setelah dirinya kalah dalam pemilu, serta mempertanyakan sistem pemilu elektronik Brazil pada pemilu tahun lalu.
Sumber: Reuters