Presiden Joko Widodo menyatakan kesiapan Indonesia untuk menjembatani komunikasi antara Rusia-Ukraina.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Jokowi, ketika melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin, Moskow, Rusia, pukul 15.30 waktu setempat.
“Saya telah sampaikan pesan Presiden Zelensky untuk Presiden Putin dan saya sampaikan kesiapan saya untuk menjadi jembatan komunikasi antara dua pemimpin tersebut,” ungkap Jokowi dalam pernyataan tertulis, Kamis (1/7).
Dalam pertemuan dengan Putin kali ini, Jokowi menegaskan bahwa penyelesaian damai penting untuk terus dikedepankan dan juga ruang-ruang dialog harus terus dibuka, meskipun situasi saat ini dirasa masih sangat sulit.
“Isu perdamaian dan kemanusiaan selalu menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia. Dalam konteks inilah, saya lakukan kunjungan ke Kyiv dan Moskow,” tuturnya.
Lebih jauh, Jokowi menambahkan Indonesia selalu akan berusaha untuk berkontribusi bagi terciptanya perdamaian dunia, karena hal tersebut merupakan amanat konstitusi Indonesia.
“Isu perdamaian dan kemanusiaan selalu menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia. Dalam konteks inilah, saya lakukan kunjungan ke Kyiv dan Moskow,” kata Jokowi.
Lebih jauh, dalam pertemuan ini Jokowi juga telah berdiskusi dengan Putin terkait terganggunya rantai pasok pangan dan pupuk dunia akibat perang yang terjadi sejak empat bulan laly. Menurut Jokowi, hal ini bisa berdampak pada ratusan juta masyarakat di dunia, terutama di negara berkembang.
“Saya mendukung upaya PBB reintegrasi komoditas pangan dan pupuk Rusia dan komoditas pangan Ukraina dalam rantai pasok dunia. Khusus untuk jalur ekspor produk pangan Ukraina, terutama melalui jalur laut, saya sangat menghargai Presiden Putin yang tadi menyampaikan bahwa memberikan jaminan keamanan pasokan pangan dan pupuk dari Ukraina maupun Rusia, ini sebuah berita yang baik” ujar Presiden.
Di akhir pernyataannya, Presiden Jokowi kembali menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki kepentingan apapun kecuali ingin melihat perang dapat segera selesai dan rantai pasok pangan, pupuk dan energi dapat segera diperbaiki.
“Saya ajak seluruh pemimpin dunia untuk bersama kembali menghidupkan semangat multilateralisme, semangat damai dan semangat kerja sama. Karena hanya dengan spirit ini perdamaian dapat dicapai,” pungkasnya. [gi/jm]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.