ICRC Meminta Akses Segera dan Leluasa ke Semua Tawanan Perang Konflik Rusia-Ukraina

ICRC Meminta Akses Segera dan Leluasa ke Semua Tawanan Perang Konflik Rusia-Ukraina

korannews.com – Komite Internasional Palang Merah (ICRC) meminta akses segera dan seluas-luasnya ke semua tawanan perang selama invasi Rusia ke Ukraina .

“Kami berbagi rasa frustrasi atas kurangnya akses kami ke semua tawanan perang (POW) yang ditahan karena konflik bersenjata internasional antara Rusia dan Ukraina,” ICRC menyatakan dalam rilisnya pada Jumat (14/10/2022).

ICRC mengatakan sejak Februari pihaknya telah bekerja untuk mendapatkan akses untuk memeriksa kondisi dan perawatan tawanan perang, dan tetap memberikan keluarga mereka informasi tentang orang yang mereka cintai.

“Kami telah dapat mengunjungi ratusan tawanan perang tetapi ada ribuan lagi yang belum dapat kami kunjungi,” tambahnya.

Organisasi internasional ini kembali memperingatkan pihak-pihak dalam konflik bersenjata internasional akan Konvensi Jenewa Ketiga.

Perjanjian itu mewajibkan mereka yang berkonflik untuk memberikan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) akses langsung ke semua tawanan perang, dan hak untuk mengunjungi mereka dimanapun mereka ditahan.

“Kami ingin menekankan bahwa tim kami siap di lapangan—dan telah siap selama berbulan-bulan—untuk mengunjungi fasilitas pemasyarakatan Olenivka dan lokasi lain di mana para tawanan perang ditahan.”

Namun, kata dia, selain diberikan akses oleh otoritas tingkat tinggi, hal ini membutuhkan pengaturan praktis untuk terwujud di lapangan.

Pasalnya, ICRC tidak dapat mengakses secara paksa tempat penahanan atau interniran di mana mereka belum diterima.

Semua Negara telah berkomitmen untuk menghormati Konvensi Jenewa. Artinya, ICRC memiliki akses untuk mengunjungi tawanan perang adalah sebuah kewajiban hukum.

Hal tersebut juga membantu menjaga penegakan kemanusiaan dalam konflik bersenjata internasional, yang telah menciptakan kerugian yang tak terukur bagi keluarga yang tak terhitung jumlahnya.

“Misi kami hanya dapat dicapai melalui upaya terkoordinasi dengan pihak-pihak yang berkonflik. Dan kami meminta mereka dan masyarakat internasional untuk mendukung peran yang telah diberikan kepada kami,” pungkasnya.

Didirikan pada 1863, ICRC beroperasi di seluruh dunia, membantu orang-orang yang terkena dampak konflik dan kekerasan bersenjata serta mempromosikan hukum yang melindungi korban perang.

Organisasi ini berbasis di Jenewa, Swiss, dan bekerja di lebih dari 100 negara. ICRC merupakan sebuah organisasi yang netral, independen dan imparsial, mandatnya berasal dari Konvensi Jenewa 1949.

ICRC telah bekerja di Ukraina sejak 2014 dengan tim yang terdiri dari lebih dari 600 staf.

Mereka juga bekerja sama dengan Palang Merah Ukraina dan mitra Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, untuk meningkatkan responnya terhadap kebutuhan kemanusiaan yang besar dan bertambah di Ukraina.

error: Content is protected !!