Geger Keracunan Ribuan Anak Sekolah, Iran Tangkap 100 Orang

Geger Keracunan Ribuan Anak Sekolah, Iran Tangkap 100 Orang

Geger Keracunan Ribuan Anak Sekolah, Iran Tangkap 100 Orang

korannews.com – Otoritas Iran menangkap lebih dari 100 orang terkait kasus keracunan massal yang dialami ratusan anak sekolah, terutama para siswi, di negara tersebut. Penangkapan itu dilakukan di sejumlah kota di Iran dalam beberapa waktu terakhir.

Seperti dilansir CNN, Senin (13/3/2023), Kementerian Dalam Negeri Iran dalam pernyataannya seperti dikutip kantor berita IRNA menyebut orang-orang itu telah ‘diidentifikasi, ditangkap dan diselidiki’ di beberapa kota, termasuk Teheran .

“Penyelidikan awal menunjukkan bahwa orang-orang ini, karena kenakalan atau petualangan dan dengan tujuan menutup ruang kelas dan dipengaruhi oleh atmosfer psikologis yang tercipta, telah mengambil langkah-langkah seperti menggunakan zat-zat yang tidak berbahaya dan berbau,” sebut Kementerian Dalam Negeri Iran dalam pernyataannya.

Disebutkan Kementerian Dalam Negeri Iran bahwa orang-orang yang ditangkap itu merupakan ‘individu-individu yang memiliki motif bermusuhan, berusaha memicu ketakutan dan kengerian di antara orang-orang dan para siswa, menutup sekolah-sekolah dan menciptakan pesimisme’ terhadap pemerintah Iran.

Orang-orang yang ditangkap itu, sebut Kementerian Dalam Negeri Iran, akan tetap ‘diselidiki sampai jaminan yang dibutuhkan didapatkan’.

Kementerian Dalam Negeri Iran juga menambahkan bahwa jumlah kasus keracunan di sekolah-sekolah khusus perempuan di negara itu berkurang ‘dalam beberapa hari terakhir’

Kasus keracunan massal di sekolah-sekolah Iran, terutama sekolah khusus perempuan, marak sejak November tahun lalu hingga beberapa waktu terakhir.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Para politisi Iran menduga para siswi yang menjadi korban sengaja menjadi target kelompok Islamis garis keras. Namun para aktivis setempat meyakini keracunan massal itu berkaitan dengan unjuk rasa besar-besaran yang marak di berbagai wilayah Iran sejak September tahun lalu setelah kematian Mahsa Amini (22).

Amini meninggal beberapa hari setelah ditangkap oleh polisi moral Teheran atas dugaan melanggar aturan berhijab. Banyak siswi Iran yang terlibat dalam unjuk rasa itu, bahkan beberapa nekat mencopot hijab mereka di ruang-ruang kelas.

Ada juga siswi yang merobek foto pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bahkan menyerukan kematiannya.

Dalam tanggapannya, Khamenei sebelumnya menyebut keracunan massal itu sebagai ‘tindak kriminal yang tidak termaafkan’ dan menyatakan pelakunya pantas dihukum mati.

error: Content is protected !!