Dua kandidat yang bersaing untuk menjadi perdana menteri Inggris berikutnya akan berhadapan dalam debat televisi Senin (25/7), setelah keduanya berusaha merayu basis sayap kanan Partai Konservatif dengan mendukung rencana kontroversial untuk mendeportasi sejumlah pencari suaka ke Rwanda.
Menteri Luar Negeri Liz Truss dan mantan menteri keuangan Rishi Sunak bersaing untuk menggantikan Boris Johnson sebagai ketua partai yang berkuasa di Inggris.
Mereka terpilih dari 11 kandidat dalam pemunguran suara anggota parlemen dari Partai Konservatif. Johnson mundur sebagai pemimpin partai pada 7 Juli setelah berbulan-bulan skandal etika memicu eksodus massal menteri-menteri dari pemerintahannya.
Pemenangnya yang akan dipilih oleh sekitar 180.000 anggota Partai Konservatif, secara otomatis menjadi perdana menteri, dan memerintah negara berpenduduk 67 juta itu. Mereka akan memberikan suara selama musim panas dengan hasil yang diumumkan pada 5 September. Johnson tetap menjadi perdana menteri sementara sampai penggantinya dipilih.
Truss, 46, dan Sunak yang berusia 42 tahun berusaha membujuk anggota parlemen Partai Konservatif dengan menggembar-gemborkan kebijakan yang dianggap menarik akar rumput.
Keduanya mendukung kesepakatan kontroversial yang disepakati oleh pemerintah Johnson dan Rwanda untuk mengirim sebagian migran yang tiba di Inggris dengan perahu kecil dalam perjalanan satu arah ke negara Afrika Timur itu. Orang-orang yang dideportasi itu akan diizinkan untuk mengajukan suaka di Rwanda, bukan di Inggris.
Pemerintah mengatakan kebijakan itu akan mencegah para penyelundup manusia mengirim migran melalui perjalanan berbahaya melintasi Selat Inggris. Para penenentangnya, organisasi-organisasi HAM dan bahkan beberapa anggota parlemen Konservatif mengatakan, tindakan itu tidak bermoral, ilegal dan membuang-buang uang rakyat.
Deportasi terjadwal pertama dibatalkan bulan lalu setelah muncul keputusan pengadilan, dan seluruh kebijakan itu sekarang sedang dipersoalkan di pengadilan-pengadilan Inggris.
Pada Minggu, Sunak mengatakan kebijakan itu tidak boleh dihapus meskipun ada pertanyaan tentang legalitas dan moralitasnya. Truss mengatakan dia “bertekad” untuk mewujudkan rencana itu dan bahkan memperluasnya ke negara-negara lain.
Truss juga mengatakan ia akan meningkatkan jumlah anggota Pasukan Perbatasan Inggris, sementara Sunak menyarankan untuk menampung para pencari suaka di kapal-kapal pesiar.
Truss dan Sunak juga berbeda pendapat mengenai kebijakan ekonomi. Truss menjanjikan pemotongan pajak segera sementara Sunak, yang memandu ekonomi Inggris melalui pandemi virus corona, mengatakan akan mengendalikan inflasi terlebih dahulu sebelum memotong pajak. Ia mengatakan meminjam lebih banyak untuk memotong pajak merupakan kebijakan tidak bermoral. [ab/ka]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.