China balas klaim teritorial Jepang atas perairan sengketa di LCS

China balas klaim teritorial Jepang atas perairan sengketa di LCS

korannews.com – China pada Kamis membalas klaim teritorial Jepang atas perairan yang dipersengketakan di Laut China Selatan (LCS) dengan menyebutnya “pelanggaran berat” terhadap kedaulatan China.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan kepada pers bahwa kapal-kapal penjaga pantainya melakukan penegakan hukum di lokasi itu.

“Itu merupakan tindakan yang sah untuk melindungi kedaulatan China,” kata Wang.

Pernyataan itu dikeluarkan Wang untuk merespons pertanyaan tentang penjaga pantai Jepang, yang mengatakan bahwa kapal-kapal penjaga pantai China melanggar perairan Jepang di sekitar pulau-pulau sengketa di LCS.

Wilayah itu diklaim oleh Jepang dan China, dan telah menjadi sumber ketegangan hubungan bilateral kedua negara.

China menyebut kepulauan itu sebagai Diaoyu, sedangkan Jepang menamainya Senkaku.

Penjaga pantai China pada Rabu memasuki wilayah tersebut untuk membalas apa yang mereka sebut sebagai serbuan kapal-kapal Jepang ke perairan teritorial China.

Juru bicara Polisi Perairan China Gan Yu dalam pernyataannya mengatakan bahwa kapal-kapal penjaga pantai memasuki perairan Diaoyu untuk melakukan patroli biasa untuk melindungi kedaulatan dan menyebutnya sebagai “kegiatan rutin”.

“(Ini juga) merupakan tindakan balasan yang tegas terhadap gangguan kapal pesiar dan beberapa kapal patroli Jepang ke perairan teritorial kami,” kata Gan tanpa menyebut insiden itu secara spesifik.

Penjaga pantai China pada akhir Januari mengatakan kapal Shinsei Maru dan empat kapal Jepang lain secara ilegal memasuki perairan teritorial kepulauan Diaoyu sebelum diusir oleh kapal-kapal penjaga pantai China.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Kamis akan menggelar pertemuan puncak dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol di Tokyo.

Pertemuan itu adalah pertemuan pertama pemimpin kedua negara selama lebih dari satu dasawarsa.

Amerika Serikat berharap kedua negara bertetangga itu bisa lebih kompak dalam menghadapi Beijing.

Sumber: Reuters

Exit mobile version