Biden Kunjungi Tepi Barat, Kemudian Bertolak ke Arab Saudi

Biden Kunjungi Tepi Barat, Kemudian Bertolak ke Arab Saudi

Presiden AS Joe Biden hari Jumat bertemu pemimpin Palestina Mahmoud Abbas di wilayah pendudukan Tepi Barat untuk mengadakan pembicaraan yang diperkirakan berfokus pada langkah-langkah ekonomi, termasuk paket dana signifikan untuk rumah sakit-rumah sakit di Yerusalem Timur.

Biden mengumumkan paket bantuan $100 juta untuk berbagai institusi medis di wilayah itu sebagai bagian dari komitmen bertahun-tahun yang bertujuan untuk membantu layanan kesehatan Palestina.

“Rumah sakit-rumah sakit ini merupakan tulang punggung sistem layanan kesehatan Palestina,” katanya, seraya memuji pekerjaan para perawat dan menceritakan pengalaman keluarganya sendiri terkait kebutuhan layanan kesehatan darurat.

Rencana lain yang diumumkan mencakup rencana yang berfokus pada pembangunan ekonomi Palestina, seperti pembangunan jaringan nirkabel 4G di Gaza dan Tepi Barat.

Akan tetapi Biden tidak akan mengajukan rencana baru untuk perundingan perdamaian antara Palestina dan Israel.

Biden Kunjungi Tepi Barat, Kemudian Bertolak ke Arab Saudi

Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden AS Joe Biden di kota Bethlehem, Tepi Barat, 15 Juli 2022. (Foto: AP)

Setelah itu, juga Jumat, Biden bertolak menuju Arab Saudi. Hanya beberapa jam sebelum kedatangannya, Arab Saudi mengumumkan pada Kamis malam bahwa negara itu membuka wilayah angkasanya untuk “semua maskapai,” yang mengakhiri larangan negara itu terhadap penerbangan dari dan ke Israel.

Pada hari Kamis, Biden bertemu dengan penjabat PM Israel Yair Lapid. Setelah pertemuan itu, kedua pemimpin mengadakan konferensi pers bersama untuk berbagi mengenai kesepakatan yang dicapai bahwa mereka tidak akan pernah membiarkan Iran menjadi kekuatan nuklir.

Namun mereka tidak dapat bersepakat mengenai cara yang paling efektif mencegah pembangunan kekuatan nuklir Iran.

“Saya terus meyakini bahwa diplomasi adalah cara terbaik untuk mencapai hasil ini,” kata Biden.

“Satu-satunya hal yang akan menghentikan Iran,” kata Lapid, “adalah mengetahui bahwa jika mereka terus mengembangkan program nuklir mereka, dunia bebas akan menggunakan kekuatan.”

Israel adalah pengkritik utama perjanjian internasional yang ditandatangani pada tahun 2015 antara Iran dan sekelompok negara kuat dunia yang membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pelonggaran sanksi-sanksi. Biden menjabat sebagai wakil presiden AS sewaktu perjanjian itu ditandatangani. Pendahulunya, mantan Presiden Donald Trump, menarik AS keluar dari perjanjian itu pada tahun 2018.

Ada beberapa upaya belakangan ini untuk membawa AS dan Iran kembali ke perjanjian itu, termasuk dengan mengadakan pembicaraan tidak langsung di Wina. [uh/ab]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Exit mobile version