korannews.com – Stand-up comedian China , Li Haoshi, membuat lelucon yang menyinggung soal militer dan memicu kegemparan publik secara online di “Negeri Tirai Bambu”.
Sebab, aksi berani Li tersebut berbuntut panjang.
Pertama, Polisi di Beijing telah membuka penyelidikan resmi terhadap Li sehingga dirinya bisa menghadapi hukuman penjara.
Li dinilai menyebabkan dampak sosial yang parah.
Sementara, perusahaan yang mempekerjakan Li, Xiaoguo Culture Media Co didenda 4,7 juta yuan atau sekitar Rp31, 3 miliar.
Tak hanya itu, serangkaian acara stand-up comedy harus dibatalkan setelah kasus Li Haoshi menjadi viral.
Kekhawatiran akan kelangsungan hidup stand-up comedy di China pun tumbuh di benak publik negara tersebut,
” Stand-up comedy telah menjadi benteng terakhir di mana orang-orang masih dapat menikmati komentar yang menghibur tentang kehidupan publik,” kata analis politik independen Wu Qiang yang berbasis di Beijing.
“Setelah ini, ruang untuk stand-up comedy dan ekspresi publik secara umum pasti akan terus menyusut,” tambahnya, sebagaimana dikutip dari Reuters pada Sabtu (20/5/2023).
Sama seperti di beberapa negara lain, adegan komedi dilaporkan meningkat dengan cepat selama pandemi Covid-19 di China karena banyak orang menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan.
Ketika aturan pandemi Covid-19 mulai dilonggarkan, penyelenggaraan acara komedi secara offline di China juga kembali meluas.
“Saya khawatir ini (respons pemerintah terhadap lelucon Xi) bisa berarti tindakan keras terhadap seluruh industri,” kata seorang komedian China yang berbasis di AS yang menggunakan nama panggung Kite. Dia menolak memberikan nama aslinya karena takut akan akibatnya.
“Stand-up comedy memungkinkan kita untuk menemukan kebahagiaan kecil di tengah penderitaan. Inilah mengapa saya pikir kita harus mencoba melakukan sesuatu untuk melawan tindakan keras. Jika kita tidak melakukan apa-apa, kita bahkan tidak akan memiliki kebebasan untuk bercanda di masa depan,” ucap dia.
Pertunjukan dibatalkan
Sementara itu, seorang komedian yang berbasis di Beijing, mengatakan sejumlah pertunjukan mereka telah dibatalkan setelah insiden tersebut dan bahwa mereka mengkhawatirkan masa depan aksi stand-up.
Dia pun enggan menyebut nama karena takut akan dampaknya.
Penonton di acara komedi di China sebenarnya telah sering diminta untuk tidak merekam lelucon atau pertunjukan, sebagian karena kesadaran bahwa klip pendek dapat dengan cepat disalahartikan di media sosial China.
Lelucon yang dikatakan Li
Diberitakan BBC pada Jumat (19/5/2023), pernyataan Li yang menyinggung militer dibuat selama pertunjukan stand-up di Beijing pada Sabtu (13/5/2023) lalu.
Ketika itu, Li menyinggung dua anjing yang dia adopsi yang sedang mengejar seekor tupai.
“Anjing lain yang Anda lihat akan membuat Anda berpikir mereka menggemaskan. Kedua anjing ini hanya mengingatkan saya pada … ‘Berjuang untuk menang, menempa perilaku teladan’,” kata Li, yang memiliki nama panggung House.
Dalam audio yang dibagikan ke platform mirip Twitter China, Weibo, para penonton terdengar menertawakan lelucon itu. Adapun slogan militer tersebut diperkenalkan Presiden China Xi Jinping pada 2013.
Li sendiri dilaporkan telah meminta maaf atas lelucon itu.
Denda terhadap perusahaan
Reuters melaporkan, Biro Kebudayaan dan Pariwisata Beijing telah mendenda Xiaoguo sebesar 14,7 juta yuan dan melarang perusahaan tersebut menjadi tuan rumah pertunjukan di Beijing dan Shanghai.
“Tidak pernah mengizinkan perusahaan atau individu mana pun menggunakan ibu kota China sebagai panggung untuk memfitnah citra mulia PLA (Tentara Pembebasan Rakyat),” jelas Biro tersebut.
Perusahaan komedi lainnya, termasuk Media Budaya Danliren Beijing, telah mengosongkan jadwal pertunjukan mereka tanpa penjelasan.
Seorang staf di Danlinren mengatakan kepada Reuters pada Jumat, bahwa dia tidak mengetahui mengapa perusahaan tersebut membatalkan pertunjukan komedi di Beijing.