korannews.com – Pemerintah Azerbaijan pada Senin mengatakan perkembangan proses normalisasi dengan Armenia “jauh dari harapan” dalam hal “menyusun kesepakatan perdamaian, penetapan perbatasan negara serta restorasi transportasi dan komunikasi”.
“Kami meminta pihak Armenia untuk menunjukkan itikad baik dan memberikan lebih banyak upaya untuk pembicaraan normalisasi dalam semua dimensi,” kata Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov dalam konferensi pers bersama Menlu Lithuania Gabrielius Landsbergis di Vinius, ibukota Lithuania.
“Kami yakin cara terbaik untuk memajukan upaya normalisasi hubungan antara kedua negara berdasarkan pengakuan dan penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah masing-masing,” ujarBayramov.
Hubungan kedua negara bekas republik Soviet itu memburuk sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakhdan tujuh wilayah berdekatan lainnya.Nagorno-Karabakhadalah sebuah wilayah yang secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan.
Sebagian besar wilayah Nagorno-Karabakh dibebaskan oleh Azerbaijanselama perang pada musim gugur 2020, yang berakhir setelah perjanjian perdamaian yang dimediasi Rusia dan juga membuka pintu normalisasi.
Terkait pertemuan bilateral Menlu Azerbaijan dan Lithuania, Bayramov mengatakan dia dan Landsbergis membahas hubungan bilateral, yang “berdasarkan fondasi yang kuat dan dialog politik tingkat tinggi.”
“Deklarasi bersama atas pengembangan kemitraan yang ditandatangani presiden kedua negara pada 2007 mencerminkan sifat strategis dari kerja sama kita,” kata dia.
Bayramovlebih lanjut mengatakan dia dan Menlu Lithuania membahas aspek politik, ekonomi dan kemanusiaan dari kerjasama bilateral serta kondisisaat ini di kawasan.
Dia pun menyerukepada Uni Eropa, sebagai mitra dagang utama Azerbaijan, untuk mengamati cara memperdalam kerjasama transit dan ekonomi, yang kepentingannya telah meningkat “karena situasi di kawasan yang lebih luas”.
Sementara itu, Landsbergis mengatakan pertemuannya dengan Bayramov juga membahas permasalahan mengenai keamanan regional, seperti situasi di Ukraina dan Kaukasus Selatan.
Sumber: Anadolu