Awali Tur Dunia di Solo, Dream Theater Buka Peluang “Music Tourism”

Awali Tur Dunia di Solo, Dream Theater Buka Peluang “Music Tourism”

Raungan petikan gitar John Petrucci dan bass John Myung, jemari Jordan Rudess yang menari di atas tuts keyboard, ditambah gebukan drum Mike Mangini memecah kesunyian malam di Stadion Manahan, Solo, Rabu malam (10/8). Terlebih ketika vokalis James Labrie muncul membawakan komposisi “The Alien” yang pernah meraih penghargaan Best Metal Performance di Grammy Awards 2022. Satu per satu lagu-lagu hits band “Dream Theater” asal Amerika pun membahana.

Vokalis James Labrie mengatakan kepada penonton betapa bahagianya ia dapat kembali ke Indonesia.

“Kita bahagia sekali hari ini, bisa ketemu fans di Indonesia, terlebih sejak terakhir datang ke sini. Apakah kalian bersama kami?,” kata LaBrie di atas panggung, yang disambut teriakan sekitar 10 ribu penonton.

Awali Tur Dunia di Solo, Dream Theater Buka Peluang “Music Tourism”

Suasana Konser Dream Theater di Manahan Solo, Rabu malam (10/8). (Foto: Pool EO Dream Theater)

Dream Theater sedianya manggung di Jakarta pada 16 April 2020 lalu dalam pementasan bertajuk “The Distance Over Time Tour 2020.” Namun, konser itu dibatalkan beberapa minggu sebelumnya karena perebakan luas pandemic virus corona. Tak heran jika dalam konser “bayar utang” di Solo pada Rabu malam, hanya 7.000 tiket yang dijual, mengingat ada 3.000 tiket yang masih dipegang fans kelompok itu sejak 2020 ketika mereka tak jadi manggung.

Anas Syahrul Alimi, founder Rajawali Indonesia Communication yang menjadi penyelenggara acara ini, mengatakan memindahkan lokasi konser dari Jakarta ke Solo bukan perkara mudah. Dibutuhkan waktu dan komunikasi intens untuk meyakinkan musisi-musisi kelas dunia ini untuk berkenan datang.

“Indonesia kan tidak hanya Jakarta, ada Solo, Jogja, Surabaya, dan lain-lain. Extra effort meminta Dream Theater ke Solo, namun saya sangat peduli dengan music tourism,” papar Anas.

Suasana Konser Dream Theater di Manahan Solo, Rabu malam (10/8). (Foto: Pool EO Dream Theater)

Suasana Konser Dream Theater di Manahan Solo, Rabu malam (10/8). (Foto: Pool EO Dream Theater)

Ditambahkannya, musisi-musisi seperti yang tergabung di Dream Theater sangat penuh pertimbangan dan detil ketika memilih lokasi konser.

Komposisi “Bengawan Solo” Jadi Idaman

Salah seorang personel Dream Theater, Jordan Rudess, mengundang Presiden Joko Widodo, yang selama ini dikenal sebagai fans musik metal, untuk menghadiri konser satu-satunya kelompok itu di Asia Tenggara. Namun hingga konser di Solo berakhir, Presiden tidak datang.

Wali Kota Solo yang juga putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sudah mengisyaratkan ketidakhadiran ayahnya di konser itu.

“Ya kesibukan beliau ke berbagai daerah. Memang tidak bisa datang. Saya kan tidak bisa mengatur jadwal beliau. Memang, secara pribadi personel Dream Theater mengundang Presiden menonton konser di Solo ini,” ungkap Gibran.

Meskipun demikian Jordan Rudess memasang video pendek di akun Instagram-nya, menunjukkan kepiawaiannya memainkan lagu “Bengawan Solo.”

Fans Rela Menunggu Dua Tahun

Salah seorang penonton konser Dream Theater di Solo asal Jakarta, Lestia, mengatakan rela menunggu konser grup band metal favoritnya yang tertunda selama dua tahun ini. Bersama sahabatnya, Lestia menempuh perjalanan darat selama enam jam dan membeli tiket yang lumayan harganya.

“Kita beli tiketnya online lumayan penuh perjuangan. Kemarin kan sempat mau konser di Ancol, tertunda karena pandemi dua tahun ini kan. Konser dipindah ke Solo, ya kita datangi juga. Dream Theater kan favorit saya sejak SMP,” ungkap Lestia.

Website resmi Dream Theater sudah mengunggah jadwal tour dunia tahun 2022 ini. Dalam laman itu, Dreamtheater mengawali tour dunia dengan konser di Solo, Indonesia, dilanjutkan ke Chiba, Jepang di bulan Agustus ini, kemudian Sao Paulo dan Rio de Janeiro di Brazil; dilanjutkan ke Argentina dan Chili di bulan September.

Konser musik memiliki peran besar dalam ajang mempromosikan Indonesia ke pariwisata dunia. Java Jazz Festival, JogjaROCKarta, Soundadrenalin, Prambanan Jazz, dan lainnya menjadi contoh konser beragam aliran musik yang mendunia.

Potensi Wisata Musik

Pelaku bisnis wisata musik yang juga penyelenggara konser musik kelas dunia di Indonesia, Anas Syahrul Alimi, menilai ada potensi besar wisata musik di Tanah Air.

“Wisata musik atau music tourism ini potensi besar loh. Sudah saatnya pemerintah memberikan ruang untuk music tourism, jangan hanya sport tourism saja yang diunggulkan. Lihat saja Coachella Music Festival di Amerika, itu 300 ribu penonton atau wisatawan, Gladstonebury Festival di London itu menyedot 600 ribu wisatawan. Mereka menawarkan kunjungan ke Abbey Road, ikonik The Beatles, studionya juga. Belum lagi ke lokasi kelahiran Freddie Mercury. Wisatawan di konser musik kan tidak hanya nonton saja, mereka berkeliling menikmati lokasi,” ujarnya pada VOA.

Founder Rajawali Indonesia, EO konser Dream theater, Anas Syahrul Alimi saat ditemui Selasa (9/8). (Foto: VOA/ Yudha satriawan)

Founder Rajawali Indonesia, EO konser Dream theater, Anas Syahrul Alimi saat ditemui Selasa (9/8). (Foto: VOA/ Yudha satriawan)

Tak jarang fans konser-konser dunia itu justru warga Indonesia, yang rela terbang ke sana untuk menyimak langsung konser bintang kesayangan mereka.

“Ingat nggak sewaktu Coldplay konser di Singapura selama dua hari? Yang menonton itu 80 persen orang Indonesia. Bayangkan, berapa triliun rupiah lari ke sana?” pungkas Anas. [ys/em]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Exit mobile version