AS Kirim Lagi Bantuan Militer ke Ukraina Usai Serangan Rudal Rusia

AS Kirim Lagi Bantuan Militer ke Ukraina Usai Serangan Rudal Rusia

AS Kirim Lagi Bantuan Militer ke Ukraina Usai Serangan Rudal Rusia

korannews.com – Pemerintah Amerika Serikat akan kembali mengirimkan bantuan militer tambahan sebesar US$ 725 juta (sekitar Rp 11 triliun) ke Ukraina . Demikian diumumkan Departemen Luar Negeri dan Pentagon (Departemen Pertahanan) Amerika Serikat pada Jumat (14/10) waktu setempat.

Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (15/10/2022), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dalam sebuah pernyataan, bantuan itu dikirimkan “setelah serangan rudal brutal Rusia terhadap warga sipil di seluruh Ukraina,” dan “banyaknya bukti kekejaman oleh pasukan Rusia .”

Paket terbaru ini mencakup lebih banyak amunisi untuk sistem roket HIMARS , kata Departemen Pertahanan AS dalam sebuah pernyataan terpisah.

Blinken mengatakan dengan tambahan bantuan ini menjadikan total bantuan militer AS ke Ukraina telah mencapai US$ 18,3 miliar sejak dimulainya pemerintahan Presiden Joe Biden.

Menurut Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, bantuan terbaru itu juga akan mencakup senjata anti-tank, rudal anti-radiasi yang dikenal sebagai HARM, kendaraan dan pasokan medis.

“Kami akan terus berdiri bersama rakyat Ukraina saat mereka mempertahankan kebebasan dan kemerdekaan mereka dengan keberanian luar biasa dan tekad tanpa batas,” kata Blinken.

“Kemampuan yang kami berikan dikalibrasi dengan hati-hati untuk membuat perbedaan terbesar di medan perang untuk Ukraina ,” imbuhnya.

Perang Rusia-Ukraina hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Moskow “melakukan segalanya dengan benar” dalam hampir delapan bulan invasi ke Ukraina, meskipun adanya serangkaian kekalahan yang memalukan.

Dilansir kantor berita AFP, komentar Putin itu muncul beberapa jam setelah pejabat yang ditunjuk Rusia di wilayah Kherson, Ukraina selatan mendesak penduduk untuk pergi setelah Ukraina mengatakan pasukannya bergerak maju ke wilayah tersebut.

“Apa yang terjadi hari ini tidak menyenangkan. Tapi tetap saja, (jika Rusia tidak menyerang pada Februari) kami akan berada dalam situasi yang sama, hanya kondisinya yang akan lebih buruk bagi kami,” kata Putin kepada wartawan setelah pertemuan puncak di Kazakstan.

“Jadi kami melakukan semuanya dengan benar,” tutur Putin bersikeras.

Exit mobile version