korannews.com – Otoritas kesehatan AS telah mendeteksi kasus penyakit sapi gila bersifat atipikal atau tak biasa pada sapi potong di pusat penyembelihan di negara bagian South Carolina.
Dalam sebuah pernyataan, Departemen Pertanian AS menegaskan, hewan itu tidak pernah memasuki saluran penyembelihan dan tak pernah menimbulkan risiko terhadap pasokan makanan atau kesehatan manusia di Amerika Serikat.
Badan tersebut mengatakan bahwa Amerika Serikat memiliki status risiko yang dapat diabaikan untuk penyakit sapi gila atau secara resmi disebut bovine spongiform encephalopathy (BSE).
“Kami pun tidak melihat adanya dampak dari perdagangan (sapi potong) sebagai akibat dari temuan ini (penyakit sapi gila),” ungkap Departemen Pertanian AS, sebagaimana dikutip dari AFP.
BSE sendiri tidak boleh dianggap remeh.
Sebab, penyakit ini dapat menyebabkan seseorang menderita penyakit Creutzfeldt-Jakob jika memakan daging yang terkontaminasi. Itu adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang cepat dan fatal.
Varian atipikal secara sporadis terjadi pada sapi yang lebih tua, sedangkan bentuk klasiknya menyebar ketika peternak memberi makan ternak dengan daging dan tepung tulang dari hewan yang terinfeksi.
Bentuk klasik lebih berbahaya bagi manusia.
Para pejabat dari Departemen Pertanian AS, menyampaikan ini adalah ketujuh kalinya BSE terdeteksi di Amerika Serikat selama 20 tahun terakhir dan hanya ada satu kasus yang tidak lazim.
Kasus BSE sebelumnya di Amerika Serikat, Kanada, Israel, Eropa dan Jepang telah menyebabkan gangguan pada perdagangan pangan global senilai miliaran dollar.
Tetapi, badan kesehatan AS yakin temuan baru itu tidak akan mengubah status risiko yang dapat diabaikan di Amerika Serikat, dan tidak boleh mengarah pada masalah perdagangan apa pun.