korannews.com –
WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Pemerintah AS menuntut perusahaan pemilik TikTok , ByteDance asal China, untuk menjual sahamnya.
Jika tidak, AS mengancam akan memblokade TikTok di “Negeri Paman Sam”. Kabar tersebut dikonfirmasi juru bicara TikTok Brooke Oberwetter, sebagaimana dilansir Sky News.
Berita tersebut menyeruak pada Rabu (15/3/2023) saat AS semakin khawatir bahwa data pengguna TikTok di negara tersebut dibagikan dengan Pemerintah China.
TikTok yang kini memiliki lebih dari 100 juta pengguna di AS sebelum-sebelumnya sudah mendapat berbagai pembatasan.
Salah satu pembatasan yang sudah diterapkan kepada TikTok adalah pelarangan serta penghapusan aplikasi tersebut di perangkat dan sistem milik pemerintah federal AS.
Atas aturan pemerintah federal itu, lebih dari 30 negara bagian mengikutinya dengan malarang para pegawai negeri meng-install TikTok di perangkat milik pemerintah.
Di sisi lain, China mengecam AS atas pembatasan terhadap TikTok. Beijing menyampaikan, Washington telah menyalahgunakan kekuasaan negara.
Oberwetter menyampaikan, divestasi saham dari perusahaan ByteDance tidak akan menyelesaikan masalah.
“Jika melindungi keamanan nasional adalah tujuannya, divestasi tidak menyelesaikan masalah. Perubahan kepemilikan tidak akan memberlakukan pembatasan baru pada aliran atau akses data,” ucap Oberwetter.
Kepala Eksekutif TikTok Shou Zi Chew akan muncul di hadapan Kongres AS pada pekan depan. Sementara itu, masih harus dilihat apakah Pemerintah China akan menyetujui penjualan saham.
TikTok sendiri mengatakan, pihaknya sudah menghabiskan lebih dari 1,5 miliar dollar AS untuk menjaga keamanan data.
Aplikasi platform video pendek tersebut juga membantah bahwa TikTok digunakan sebagai sarana untuk kegiatan mata-mata.
“Cara terbaik untuk mengatasi kekhawatiran tentang keamanan nasional adalah dengan perlindungan data dan sistem pengguna AS yang transparan dan berbasis di AS, dengan pemantauan, pemeriksaan, dan verifikasi pihak ketiga yang kuat,” kata TikTok.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.