korannews.com – Raksasa e-commerce China , Alibaba Group Holding mengatakan pihaknya berencana memecah diri menjadi 6 perusahaan independen. Hal ini secara otomatis membongkar kerajaan bisnis yang selama 20 tahun dibangun oleh Jack Ma . Ma sendiri dilaporkan muncul kembali ke hadapan publik China pada Senin, 27 Maret 2023 lalu.
Restrukturisasi Alibaba Group terjadi setelah dalam beberapa bulan belakangan pemerintah China mengisyaratkan akan menghentikan tindakan keras yang mengekang kepada sektor teknologi di negara tersebut.
Pemecahan Alibaba Group menjadi 6 unit perusahaan independen sudah digodok sejak lama dan kini mencapai klimaksnya.
Awalnya wacana restrukturisasi bergulir karena perusahaan ingin bergerak lebih cepat sepeninggal Jack Ma yang mundur dari puncak kepemimpinan pada 2019. Tindakan ini merupakan kebalikan dari kebijakan sentralisasi yang diterapkan Ma selama ia memimpin. Ma cenderung menggiring anak perusahaan dan afiliasi ke dalam satu ekosistem yang disebutnya sebagai Alibaba Economy.
Di bawah restrukturisasi, berbagai bisnis Alibaba akan dibagi menjadi 6 bidang utama yaitu: komputasi awan, e-commerce China , e-commerce global, pemetaan digital dan pengantaran makanan, serta media dan hiburan.
Setiap unit bisnis akan memiliki CEO sendiri yang melapor kepada dewan direksi. Alibaba Group akan menjadi perusahaan induk yang diawasi oleh CEO Daniel Zhang. Seluruh unit bisnis tersebut diizinkan untuk menggalang modal eksternal dan melakukan penawaran umum perdana (IPO) jika sudah siap.
Bentuk holding sebenarnya bukan struktur yang umum ditemui pada perusahaan teknologi di China . Pada 2021, induk perusahaan TikTok, ByteDance Ltd juga membagi operasionalnya menjadi 6 unit bisnis dengan fokus berbeda.
Pemecahan Alibaba menjadi 6 unit bisnis terjadi setelah Jack Ma muncul kembali di China . Pada saat yang sama, pemerintah juga tengah berusaha menghidupkan kepercayaan pengusaha setelah kebijakan pembatasan Covid-19 lebih dari dari 2 tahun. Meski begitu, pihak internal perusahaan mengatakan pengumuman restrukturisasi ini tidak terkait dengan kepulangan Ma.
Jack Ma , pendiri Alibaba merupakan salah satu pengusaha yang terkenal blak-blakan. Pada saat itu, pemerintah China sedang berusaha untuk menjinakkan perusahan teknologi, terutama yang dianggap melakukan praktik monopoli pasar. Imbasnya, Ma hilang dari pandangan publik selama 2 tahun.
Kekuatan raksasa teknologi seperti Alibaba dan Jack Ma membuat otoritas gelisah. Alibaba menguasai data lebih dari 1 miliar pengguna dan investasi di berbagai lini perusahaan dalam negeri. Beijing sempat mengkritik ekspansi bisnis Alibaba Group yang ‘tidak bisa diatur’.
Beijing mulai menindak keras Alibaba pada akhir tahun 2020 dengan membatalkan IPO perusahaan mitra mereka, Ant Group Co. Pembatalan terjadi setelah pidato Jack Ma di forum keuangan yang menyebut para pembuat kebijakan sebagai anakronistik memicu kemarahan. Pemerintah langsung meluncurkan penyelidikan ke Alibaba Group atas tudingan monopoli platform e-commerce dan menjatuhkan denda sebesar 2,83 miliar dolar AS (sekira Rp42,2 triliun).
Pemerintah China juga mengenakan denda besar pada raksasa teknologi lainnya atas masalah antimonopoli dan pelanggaran keamanan data. Sekiranya ada lebih dari 1 triliun dolar AS kerugian pasar yang disebabkan oleh denda tersebut.***