Alert! 500 Militan ISIS Masih Aktif di Irak, Lancarkan Serangan Sporadis

Alert! 500 Militan ISIS Masih Aktif di Irak, Lancarkan Serangan Sporadis

Alert! 500 Militan ISIS Masih Aktif di Irak, Lancarkan Serangan Sporadis

korannews.com – Kelompok militan Islamic State (ISIS) dilaporkan masih memiliki sekitar 500 anggota yang aktif di wilayah Irak . Sel-sel militan ISIS disebut terus melancarkan serangan secara sporadis di negara tersebut.

Seperti dilansir AFP, Senin (13/3/2023), informasi itu disampaikan oleh seorang pejabat senior militer Irak, Jenderal Qais al-Mohamadawi, yang menjadi bagian dari koalisi militer melawan ISIS, dalam konferensi pers yang digelar Minggu (12/3) waktu setempat.

Jenderal Mohamadawi juga menekankan bahwa ISIS telah ‘kehilangan kemampuannya untuk merekrut anggota baru’. Dia menyebut ISIS kini berbasis di area gurun terpencil dan bersembunyi di area pegunungan Irak.

“Menurut informasi dari badan-badan intelijen, jumlah total anggota IS (nama lain ISIS-red) tidak melebihi 400-500 petempur, di tiga atau empat provinsi,” ucap Jenderal Mohamadawi yang menjabat wakil komandan unit operasi Irak yang bekerja sama dengan koalisi antijihadis internasional.

Dalam konferensi pers, Jenderal Mohamadawi menyebut ISIS ‘kehilangan kemampuan untuk menarik anggota baru’, sembari membahas soal operasi militer pada 26 Februari yang disebut menewaskan 22 anggota ISIS dan menghancurkan ‘kamp pelatihan’ di Provinsi Al-Anbar.

Secara terpisah, laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang diterbitkan bulan lalu menyebut ISIS masih memiliki ‘5.000 hingga 7.000 anggota dan pendukung’ di berbagai wilayah Irak dan Suriah.

“Kira-kira setengahnya merupakan petempur,” sebut laporan PBB.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Laporan PBB itu juga menyebut ISIS telah banyak terkuras oleh ‘operasi kontra-terorisme yang berkelanjutan’ di Irak dan Suriah.

Ekstremis ISIS meluncurkan ‘kekhalifahan’ di sejumlah wilayah kedua negara itu tahun 2014 lalu, yang diwarnai berbagai kebrutalan termasuk pembunuhan massal, penyiksaan, pemerkosaan dan perbudakan.

Serangan-serangan balasan yang didukung Amerika Serikat (AS) mengakhiri kekuasaan ISIS di Irak tahun 2017 dan di Suriah tahun 2019. Namun diketahui bahwa sel-sel militan ISIS terus melancarkan rentetan serangan dengan menargetkan pasukan keamanan dan warga sipil di kedua negara.

Kepala Komando Pusat Koalisi Militer pimpinan AS, Jenderal Michael Kurilla, melontarkan peringatan terbaru pada Sabtu (11/3) waktu setempat soal ancaman terus-menerus dari ‘tentara ISIS dalam tahanan’ merujuk pada ribuan militan ISIS dan kerabatnya yang kini ditahan di berbagai kamp tahanan.

error: Content is protected !!