korannews.com – Banjir besar terjadi di Malaysia dengan korban tiga orang tewas dan 35 ribu orang mengungsi. Berikut fakta-fakta terkait banjir parah tersebut.
Banjir ini terjadi pada Rabu (1/3), Johor menjadi daerah dengan kondisi banjir paling parah. Kepala Menteri Johor Onn Hafiz Ghazi mengadakan rapat darurat dengan semua lembaga digelar pada Rabu (1/3) malam, menyusul ‘situasi banjir kritis’ di negara bagian tersebut. Disebutkan juga bahwa rapat itu membahas soal situasi banjir di Segamat, khusus di Chaah, Pemanis, Tenang dan Labis.
“Saya telah meminta lembaga-lembaga terkait untuk mengurusi logistik untuk pengiriman tenda dan penyaluran makanan (siap saji) ke area terdampak,” ucap Onn Hafiz dalam pernyataan via Facebook usai menghadiri rapat darurat itu.
Berikut fakta-fakta terkait banjir parah di Malaysia:
Pada Kamis (2/3) pukul 11.00 waktu setempat, Departemen Drainase dan Irigasi (DID) menyebut ketinggiar air di sedikitnya 16 sungai yang ada di wilayah Johor telah melebihi level bahaya.
Dua sungai di antaranya, yakni Sungai Lenik dan Sungai Gemas, yang ada di distrik Segamat dilaporkan memiliki ketinggian air paling tinggi, yaitu 2.5 meter dan 1.96 meter sejauh ini.
Banjir disebut merupakan fenomena tahunan di Malaysia yang dipicu oleh monsun timur laut yang membawa hujan deras dari bulan November hingga Maret.
Tiga bulan lalu, beberapa negara bagian, termasuk Johor, juga diterjang banjir cukup parah. Saat itu dilaporkan lebih dari 70.000 warga mengungsi akibat banjir.
Korban tewas akibat banjir di negara itu telah meningkat menjadi tiga orang. Pada Rabu (1/3) satu orang pria tewas di Johor setelah mobilnya tersapu banjir.
Data terbaru, pada hari ini ada dua warga lanjut usia meninggal usai dinyatakan terjebak di rumahnya di Segamat, Johor.
Kepala kepolisian distrik Segamat AKBP Ahmad Zamry Marinsah mengatakan, jenazah seorang laki-laki dan perempuan berusia 70-an ditemukan sekitar pukul 11.00 pada Kamis (2/3) oleh petugas yang memantau wilayah tersebut setelah banjir surut.
Kantor berita Malaysia, Bernama melaporkan bahwa kedua korban tinggal sendirian dan ketinggian air di rumah mereka sudah setinggi atap.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan juga ‘Saat Warga Korban Banjir di Pati Mengungsi di Tenda Seadanya’:
Dilansir media Channel News Asia, Jumat (3/3/2023), sebanyak 35.000 orang terpaksa meninggalkan rumah dalam peristiwa banjir itu.
Negara bagian Johor menjadi negara bagian yang terdampak paling parah, dengan 31.865 orang dievakuasi ke pusat bantuan banjir pada Jumat (3/3) pagi waktu setempat. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Nasional (NADMA), 209 pusat bantuan banjir telah dibuka di Johor.
Segamat tetap menjadi distrik yang terkena dampak terparah di negara bagian itu, dengan 11.941 orang dievakuasi ke 76 pusat bantuan banjir. Disusul oleh distrik Kluang (5.216), Batu Pahat (4.011) dan Kota Tinggi (3.413).
Selain Johor, negara bagian Pahang, Negeri Sembilan, Melaka di Semenanjung Malaysia juga terkena dampak banjir. Di tiga negara bagian tersebut, 44 pusat bantuan banjir dibuka pada Jumat pagi, menampung sekitar 3.000 korban banjir.
Secara terpisah, di negara bagian Sarawak, Malaysia Timur, 43 orang telah dievakuasi ke dua pusat bantuan banjir.