48 Orang Masuk UGD di Australia karena Tersengat Pohon “Gympie-Gympie”

48 Orang Masuk UGD di Australia karena Tersengat Pohon “Gympie-Gympie”

korannews.com – Naomi Lewis telah melahirkan empat kali, namun rasa sakit yang dialaminya tidak sebanding saat dia tersentuh oleh pohon penyengat berbisa di Queensland, Australia .

Saat itu Naomi sedang bersepeda gunung di daerah Smithfield, di sekitar Kota Cairns, dan dia sempat turun dari sepedanya, meninggalkan jalan setapak dan meluncur menuruni tebing, tersentuh oleh pohon yang dalam bahasa setempat dikenal sebagai tanaman Gympie-Gympie.

Wanita berusia 42 tahun ini mencoba menggambarkan rasa sakit di kedua kakinya yang tersentuh tanaman ini dengan “persentase rasa sakit terburuk yang pernah saya alami”, yang disertai sensasi seperti kulit yang terbakar.

“Rasanya begitu menyakitkan,” ujarnya kepada ABC News.

“Rasa sakitnya tak tertahankan. Tubuh saya mencapai ambang batas rasa sakit sehingga saya mulai muntah,” katanya.

“Padahal saya sudah empat kali melahirkan, tiga kali operasi caesar dan satu melahirkan alami. Rasa sakit saat melahirkan, sama sekali tak mendekati rasa sakit (akibat tersengat pohon ini),” tambahnya.

Suaminya, Richard, mengantar Naomi ke apotek terdekat untuk membeli lilin (wax) kaki agar bisa menghilangkan bulu-bulu halus dari daun dan batang pohon yang telah tertusuk ke kulitnya. Duri-duri halus ini telah menyuntikkan racun ke tubuhnya.

Dia meminta suaminya untuk mencoba menempelkan wax ke kakinya untuk melepaskan bulu-bulu berduri saat menunggu kedatangan ambulans.

Saat akhirnya ia dilarikan ke unit gawat darurat Rumah Sakit Umum Cairns, tak banyak yang bisa dilakukan para dokter di sana selain memberinya obat penghilang rasa sakit dan menutupi kakinya dengan selimut yang telah dipanaskan.

Naomi kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Swasta Cairns, yang merawatnya selama tujuh hari dengan obat-obatan penahan sakit.

Saat diperbolehkan pulang ke rumah, Naomi masih harus melanjutkan obat tersebut dan dibarengi dengan kompres panas yang diikatkan ke kakinya untuk jangka waktu yang sangat lama.

Sejak kejadian di bulan Juni tahun lalu, Naomi baru berhenti minum obat penghilang rasa sakit pada bulan Desember dan rasa sakitnya baru benar-benar reda setelah sembilan bulan.

Puluhan korban masuk rumah sakit

Sebuah studi yang diterbitkan oleh Emergency Medicine Australasia, menganalisis kasus 48 orang yang datang ke unit gawat darurat Rumah Sakit Cairns setelah tersentuh pohon penyengat dari genus Dendrocnide dalam tiga tahun terakhir.

Lebih dari separuh kasus dialami oleh para pengunjung di Kota Cairns.

Salah satu tempat yang populer untuk berenang di kota itu, Crystal Cascades, menelan korban sebanyak 42 persen pasien.

Meski peneliti telah memastikan bahwa penyebab rasa sakit ini adalah karena tersentuh oleh pohon, namun tidak ada pertolongan pertama yang jelas atau pengobatan yang definitif, selain obat menghilang rasa sakit.

Sejumlah pasien mencoba berbagai terapi di rumah sebelum dibawa ke unit gawat darurat, termasuk menggunakan waxing, mengoleskan lumpur, air seni, es, bikarbonat, air panas atau dingin ke bagian yang tersengat, minum parasetamol, menggunakan turniket ke bagian tubuh yang terkena hingga minum alkohol.

Ahli toksikologi Rumah Sakit Cairns, Ruth Young, yang menulis studi tersebut mengatakan paparan pohon penyengat yang tumbuh di hutan tropis di pantai timur Australia antara Cape York dan New South Wales, mengakibatkan jumlah korban bertambah setiap tahun.

Dr Young menyebutkan metode terbaik untuk mengobati sengatan pohon ini di antaranya menggunakan asam hidroklorat yang sangat encer pada bagian kulit yang terkena. Namun tingkat keberhasilannya bervariasi.

“Tanpa analisis ilmiah atau medis yang tepat dari perawatan ini, berbahaya bagi orang untuk mencobanya sendiri tanpa pengawasan klinis,” kata Dr Young.

Dr Young menyerukan agar warga lebih waspada tentang pohon yang menyengat dan konsekuensi yang sangat menyakitkan jika disengat.

“Di beberapa taman dan lokasi wisata ada tanda peringatan tentang pohon penyengat itu,” katanya.

Namun bagi Naomi Lewis pesannya sangat jelas.

“Jangan dekati pohon itu. Jangan menyentuhnya. Itu sangat berbahaya,” katanya.

Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News yang selengkapnya dapat dibaca .

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Exit mobile version