korannews.com – Melakukan hubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi bukan satu hal yang tidak mungkin.
Memang, penyakit kelamin dapat dengan mudah menular melalui .
Tapi sebetulnya pasangan suami istri masih bisa dengan cara yang aman agar tidak ikut tertular penyakit kelamin yang diderita pasangannya.
Cara mencegah penularan penyakit kelamin dari pasangan
Pasangan yang tengah menderita sebetulnya perlu dukungan secara mental dan fisik.
Hal itu bertujuan agar si dia lebih semangat dalam melawan penyakit yang tengah diderita demi kesembuhannya.
Sebagai pasangan yang baik, kita juga tidak perlu takut berlebihan terhadap penyakit kelamin.
Sebab sejumlah penyakit kelamin dapat disembuhkan melalui pengobatan medis dan masih ada cara yang aman jika pasangan menderita penyakit kelamin.
Melansir laman Prevention, berikut tips yang aman agar tidak tertular penyakit kelamin dari pasangan berdasarkan penyakitnya.
1. Gonore, klamidia atau sifilis
Pasangan yang tengah menderita salah satu dari ketiga penyakit kelamin tersebut dapat diobati dengan antibiotik, obat suntik atau obat topikal.
Untuk menjaga diri agar tidak tertular, setidaknya tahan dulu hasrat paling tidak satu minggu setelah pasangan menjalani pengobatan.
Periode atau waktu satu minggu ini merupakan gambaran umum bahwa penyakit kelamin yang diderita tidak lagi berpotensi menular setelah pengobatan.
Jika sudah demikian, sesi bercinta bisa dilakukan dengan tetap menggunakan kondom.
2. Pasangan terkena herpes genital
Sedikit berbeda dengan , klamidia, dan sifilis yang merupakan infeksi bakteri, sementara herpes diakibatkan infeksi virus.
Namun, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, pengobatan yang dilakukan dapat membantu mengendalikan penyakit, yang akan mengurangi kemungkinan penularannya ke pasangan.
Untuk menghindari herpes dari pasangan, ingatkan si dia untuk minum obat anti-herpes setiap hari, dan menghindari melakukan hubungan seks vaginal, anal, atau oral saat penyakit masih meradang atau infeksius.
Ketika penyakitnya sudah mulai mereda atau sudah didiagnosis dokter diperbolehkan bercinta, maka pastikan menggunakan kondom berbahan lateks.
Meskipun kondom tidak dapat sepenuhnya melindungi dari herpes genital, tapi pernyataan CDC menyebutkan bahwa minimal cara itu bisa mengurangi risiko infeksi dan penularan.
3. Pasangan dengan
Jika pasangan memiliki viral load yang tidak terdeteksi, artinya tingkat HIV dalam darahnya di bawah ambang batas, mereka tidak dapat menularkan virus saat berhubungan seks .
Namun, orang dengan HIV tetap perlu meminum obat antiretroviral (ART) untuk mengelola penyakitnya supaya tidak berkembang dan menularkan ke pasangan.
“Salah satu hal terbaik yang dapat kita lakukan jika pasangan terkena HIV-positif adalah membantunya agar memastikan bahwa dia patuh pada pengobatan yang dijalani,” kata Marguerita Lightfoot, Ph.D., Direktur Pusat Studi Pencegahan AIDS.
Di sisi lain, jika pasangan memiliki viral load yang terdeteksi, kita juga bisa minum pil profilaksis prapajanan (PrEP) sekali sehari untuk mengurangi risiko tertular HIV.
Menurut CDC, obat satu ini bisa mengurangi risiko hingga 99 persen.
Obat antivirus ini bekerja dengan memblokade enzim yang disebut HIV reverse transcriptase.
Ketika enzim diblokade, HIV tidak dapat berkembang dan mereproduksi sel-selnya di dalam tubuh.
Tentu saja seperti dalam catatan CDC, kondom juga merupakan cara yang sangat efektif untuk mencegah penularan HIV.
Kondom lateks adalah yang paling tahan lama, jadi ini adalah garis pertahanan terbaik agar tidak tertular.
Untuk orang-orang dengan alergi lateks, kondom poliuretan (plastik) atau poliisoprena (karet sintetis) bisa dijadikan alternatif.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.