korannews.com – Gaya hidup tak sehat bukanlah satu-satunya penyebab obesitas pada anak. Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang dokter spesialis anak konsultan endokrinologi, dr. Frida Soesanti SpA(K).
Dalam pemaparannya, Frida mengungkapkan bahwa obesitas pada anak dapat disebabkan kelainan genetik , selain dari gaya hidup yang tidak sehat. Hal itu dikaitkan dengan kasus yang terjadi pada bayi usia 16 bulan asal Bekasi, Jawa Barat.
Melalui, keterangan tertulisnya pada Minggu, 5 Maret 2023, wanita yang juga menjabat sebagai Sekretaris Unit Kerja Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu menyebutkan bahwa bayi yang memiliki berat badan sebesar 27 kilogram itu termasuk kasus ekstrem yang justru sangat jarang didapatkan.
Lebih lanjut, Frida memaparkan bahwa kemungkinan besar, terdapat sebuah kelainan genetik atau sesuatu yang tidak normal dari sisi faktor internal, tidak hanya dari faktor makanan misalnya susu kental manis. Pasalnya, obesitas yang disebabkan kelainan genetik atau gangguan hormonal pada umumnya disertai gejala lain.
Ia juga memberi contoh terhadap kelainan genetik Prader Willi Syndrome yang kerap kali ditandai dengan nafsu makan yang sangat meningkat, hormon kortisol yang berlebihan, atau hormon tiroid yang kurang hingga dapat menyebabkan obesitas.
Adapun sindrom karena kelainan genetik pada umumnya diikuti dengan gejala yang lain, misalnya muncul kelainan pada mata hingga jantung.
“Umumnya obesitas karena kelainan genetik atau hormonal, tidak disertai peningkatan tinggi badan. Jadi, anaknya pendek, tetapi, gemuk. Sementara pada anak yang kelebihan berat badan, tinggi badannya juga bertambah,” ucap Frida.
Selain itu, Ia juga mengaku bahwa kasus obesitas yang terjadi karena faktor internal cenderung relatif kecil ketimbang obesitas yang disebabkan dari faktor eksogen atau faktor lingkungan luar, salah satunya dari gaya hidup yang buruk.
Gaya hidup tersebut dapat bermula dari kedua orangtua yang melepas anaknya untuk makan secara berlebihan serta mengonsumsi makanan dengan tinggi kalori secara terus-menerus tanpa diikuti dengan aktivitas fisik yang cukup.
Frida juga menyebutkan bahwa terdapat keluarga yang memiliki pandangan bahwa anak yang gendut itu terlihat lucu. Padahal jika orangtua mengetahui konsekuensi yang diterima anaknya adalah obsitasitas, hal itu tidak lucu sama sekali.
“Ada pandangan dari keluarga bahwa anak gendut itu lucu. Padahal, kalau kita tahu konsekuensinya, anak obesitas itu tidak ada lucu-lucunya sama sekali,” kata Frida.
Adapun seseorang yang mengalami obesitas akan memiliki berbagai konsekuensi jangka panjang, yaitu dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti kolesterol tinggi, diabetes tipe 2, hingga perlemakan hati yang akan datang lebih dini.
“Obesitas menyebabkan peradangan di sel-sel tubuh secara terus-menerus yang berujung munculnya berbagai penyakit kronis,” ucap Frida.***