Sukses Menyusui Hingga 2 Tahun dengan Mudah dan Happy

Sukses Menyusui Hingga 2 Tahun dengan Mudah dan Happy

korannews.com – Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi. Namun pada kenyataannya, tidak semua ibu bisa dengan mudah memberikan ASI. Menyusui jadi perjuangan tersendiri setelah hamil dan melahirkan.

Masa-masa menyusui menjadi pengalaman yang menakjubkan untuk para ibu. Mulai dari membangun bonding dengan anak sampai nyeri payudara akibat puting lecet. Belum lagi kalau payudara bengkak dan jadi mastitis, rasanya sakit dan ngeselin.

Bagi yang menjadi orang tua baru, mungkin proses ini terasa sulit dilalui. Kendati demikian, tetap harus dilakukan karena menyusui adalah proses alami demi tumbuh kembang buah hati.

Selain itu, kesehatan mental ibu menyusui bisa berdampak pada mutu ASI yang dihasilkan untuk anaknya.

Lalu bagaimana kita bisa mengatasi rasa khawatir yang kerap menghampiri dalam proses menyusui? Harus bagaimana agar proses menyusui menjadi menyenangkan?

Uung Victoria Finky, Konselor menyusui yang juga Founder Mom Uung menjelaskan, menyusui bukan sekadar memberi makanan pada bayi, tetapi juga merupakan bentuk cinta kasih antara ibu dan bayi.

Menurutnya, ketika ibu mendekap dan pandangan matanya tertuju pada bayi, muncul kasih sayang serta timbul keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan bayi.

“Sikap ini menimbulkan rasa nyaman dan aman pada bayi. Bayi merasa dimengerti dan dipenuhi kebutuhannya. Lewat ASI, bayi dan ibu juga sama-sama belajar mencintai dan merasakan nikmatnya dicintai,” ujarnya.

Hal tersebut diungkapkan Uung dalam kegiatan edukatif Roadshow Workshop Menyusui bersama 400 ibu menyusui dan ibu hamil bertema ‘Sukses MengASIhi Hingga 2 Tahun dengan Mudah dan Happy’ di Orchardz Hotel Industri, Jakarta, pada Minggu (19/02/2023).

Manfaat menyusui

Uung menyebut keuntungan menyusui ada banyak, diantaranya membantu menunda kehamilan baru sebab ibu menyusui memiliki hormon prolaktin yang dapat menekan ovulasi, menekan risiko kanker serviks dan kanker payudara, dan salah satu cara cepat menurunkan berat badan setelah melahirkan.

“ASI adalah karunia Tuhan yang luar biasa. Zat-zat gizinya lengkap, mudah dicerna, dan melindungi bayi dari infeksi. Biayanya juga lebih rendah dibanding asupan buatan,” terangnya.

Adapun idealnya rata-rata ibu menyusui menghasilkan volume ASI sebanyak 500-800 ml per hari, bahkan ada yang mencapai 3000 ml per hari tergantung seberapa sering dikosongkan.

Produksi ASI sendiri dipengaruhi oleh hormon prolaktin. Hormon ini lebih banyak diproduksi di malam hari, karena itu menyusui di malam hari dapat membantu menjaga pasokan ASI.

Prolaktin dapat membuat ibu merasa nyaman dan kadang membuat ibu mengantuk. “Karena itu ibu biasanya beristirahat dengan baik meski ia menyusui di malam hari,” ucap Dokter Spesialis Laktasi sekaligus Medical Educator Mom Uung dr Elizabeth Margaretha P, CIMI di acara yang sama.

Agar mudah menyusui

Menciptakan suasana menyenangkan selama menyusui dapat ditunjang dengan memperdalam pengetahuan seputar menyusui. Menurutnya, semakin mengetahuinya sejak dini maka akan makin membuat para ibu percaya diri saat menyusui.

“Singkirkan juga rasa gugup dan khawatir perihal ASI yang keluar sedikit atau ukuran payudara yang kecil. Tetaplah fokus menyusui. Sekalipun ibu memganggap dirinya tidak punya cukup ASI, nyatanya bayinya mendapatkan semua yang dibutuhkan. Hampir semua ibu dapat menghasilkan lebih dari yang bayi mereka perlukan,” jelasnya.

Oksitosin atau yang kerap disebut hormon ‘cinta’ berperan penting dalam meningkatkan ikatan emosional antara ibu dan bayi.

Oksitosin berfungsi membawa pesan kimia di otak yang berkaitan dengan perilaku ibu saat menyusui, selain mampu mengurangi tingkat stres dan gangguan kecemasan yang dialami ibu menyusui.

dr Elizabeth mengungkap, membayangkan dan melihat bayi dan mendengarkan suara bayi dengan kasih sayang dapat memicu peningkatan hormon oksitosin sehingga memunculkan kepercayaan diri saat menyusui.

Mengingat masa emas pencegahan stunting pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dr Elizabeth berpesan agar sejak hamil ibu-ibu harus rutin cek kehamilan ke posyandu dan minum suplemen zat besi, memberikan ASI ekslusif dan gizi yang seimbang.

“Intinya, kita semua dapat mencegah seorang anak mengalami gizi buruk. Ingat, balita kita pasif, orang tuanya yang harus aktif memberikan pola asuh terbaik. Kegagalan sejak dini, adalah kegagalan bagi dirinya dan masa depanya,” jelasnya.

Adapun Mom Uung Pejuang ASI (ASI Booster) digagas sejak tahun 2019. Inisiatornya yaitu Uung sendiri yang memiliki pengalaman tak mengenakkan selama proses menyusui anak pertamanya, Marvel yang kini sudah berusia 4 tahun.

“Saat itu setelah melahirkan anak pertam ASI saya tidak keluar sama sekali. Saya kesusahan mendapatkan akses edukasi menyusui yang mudah. Rasanya makin sedih karena waktu itu berat badan anak saya di bawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS),” kenang ibu dua orang anak ini.

Dukungan dari sang suami membuat Uung tetap semangat memberikan ASI kepada putra sulungnya itu. Ia mulai menuliskan pengalamannya melalui sosial media, bahwa perjuangan menyusui juga banyak dialami ibu-ibu lainnya.

Narasinya direspon baik oleh pembaca. Mulailah ia merintis Mom Uung dan berkembang hingga sekarang memiliki belasan karyawan untuk menangani keluh kesah para Ibu yang terkendala dengan tidak lancarnya pemberian ASI. Uung pun kini menjadi konselor menyusui bersertifikasi.

Ia dan timnya memberikan konsultasi ibu menyusui dan konselor laktasi secara gratis. Staf Mom Uung yang melayani konsultasi menyusui sudah bersertifikat dan mengikuti pelatihan konselor sesuai standar WHO.

“Kami bekerja sama dengan medical educator yang merupakan para dokter laktasi untuk memberi edukasi dari segi medis,” tutur Uung.

“Kami juga menciptakan komunitas Sahabat Pejuang ASI yang diikuti oleh ibu-ibu menyusui, selain juga memasarkan produk ASI booster yang mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI,” ungkap Uung yang juga pelopor penggunaan daun kelor dan ikan gabus untuk booster ASI ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!