korannews.com – Uang merupakan salah satu sumber stres paling atas bagi kebanyakan orang yang seringkali berdampak pada kesehatan mental kolektif.
Menurut penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada Juli 2022 mengungkapkan bahwa hampir 90 persen orang mengalami kecemasan atas keuangan dan biaya hidup yang terus mengalami peningkatan.
Jonathan D. Friedman seorang Psikolog Klinis mengatakan bahwa persepsi dan pengalaman keuangan seseorang berhubungan dengan rasa harga diri, kepercayaan diri, dan kekuatan pribadi.
Menurutnya, kecemasan finansial adalah campuran dari masalah material dan psikologis yang dapat didasarkan pada realitas konkret dan yang dirasakan.
Artinya, kecemasan tentang keuangan atau finansial bisa terjadi dari berbagai dan kombinasi situasi seperti tekanan dan kewajiban sosial.
Menurut Evans, seorang konselor dalam terapi keuangan, pengalaman hidup mereka dengan keuangan bisa memiliki efek yang besar pada finansial saat ini.
Dia menjelaskan jika seseorang tumbuh di lingkungan yang tidak aman secara finansial, maka banyak orang akan membawa mentalitas kelangkaan yang dilanda kecemasan hingga dewasa.
Selain itu, hal lain seperti uang diabaikan atau tidak pernah dibahas dalam keluarga bisa menyebabkan seseorang menjadi kewalahan.
Studi menunjukkan bahwa jenis kecemasan ini sering kali mengarah ke perilaku penghindaran, seperti mengabaikan keuangan.
“(Ini) dapat dengan mudah menyebabkan siklus pengeluaran berlebihan dan selalu berusaha mengejar tanggung jawab keuangan,” kata Jason Hunziker, seorang psikiater di Huntsman Mental Health Institute.
Sementara itu, jika seseorang hidup di situasi dengan mengatasi masalah atau perasaan dengan sikap melakukan pembelian impulsif atau terapi ritel.
Menurut survei sebuah perusahaan asuransi asal Jerman, 57 persen orang membelanjakan uang di luar rencana karena apa yang mereka lihat di media sosial.
Sering kali orang terjebak dalam hal seperti sering mengeluarkan uang terlalu banyak sebagai bentuk emosi dan perasaan yang tengah dirasakannya.
Evan mengatakan pengeluaran berlebihan dan pembelian impulsif adalah strategi koping untuk mengatasi perasaan tidak nyaman dan stres.
Bagian utama dari kecenderungan ini adalah bahwa ia bekerja, dalam arti tertentu yakni untuk mencari kepuasan instan melalui hal tersebut.***