Rihanna Hamil Lagi 9 Bulan Setelah Melahirkan, Kurang Ideal untuk Kesehatan Ibu

Rihanna Hamil Lagi 9 Bulan Setelah Melahirkan, Kurang Ideal untuk Kesehatan Ibu

korannews.com – Rihanna mengungkap kehamilan keduanya lewat penampilan di halftime show Super Bowl 2023.

Penyanyi berusia 34 tahun itu bernyanyi dengan perut membesar, menandakan kehadiran janin di tubuhnya.

Hal tersebut tentu amat mengejutkan karena founder Fenty Beauty itu belum lama melahirkan anak pertamanya.

Sembilan bulan yang lalu, Mei 2022, ia baru saja menyambut kelahiran anak pertamanya dengan A$AP Rocky.

Rentang waktu yang tergolong singkat ini sebenarnya tidak direkomendasikan oleh dokter dengan alasan kesehatan.

Berkaca dari Rihanna soal jarak kehamilan

Asosiasi media di AS merekomendasikan menunggu setidaknya enam bulan untuk hamil lagi karena adanya risiko kesehatan yang muncul.

Dokter kandungan dari VeryWell Health, Dr. Jessica Shepherd mengatakan kehamilan Rihanna tidak sepenuhnya melanggar saran umum tersebut karena musisi itu mungkin sudah berkonsultasi dengan OB-GYN untuk kehamilan yang sehat.

Layanan Kesehatan Nasional Inggris menyatakan perempuan bisa hamil lagi tiga minggu setelah melahirkan.

Namun jeda hingga 4-6 minggu setelah melahirkan sangat direkomendasikan agar tubuh bisa pulih sepenuhnya sebelum beraktivitas seksual lagi dengan pasangan, apalagi setelah operasi caesar.

Beberapa perempuan mengalami periode postpartum pertamanya sebelum mereka berovulasi, dan beberapa berovulasi terlebih dahulu,

Jadi tidak ada penanda yang jelas kapan seorang perempuan subur kembali karena periode tersebut biasanya berlanjut 6-18 minggu setelah melahirkan.

Dikutip dari Mayo Clinic, pemberian ASI eksklusif dapat menawarkan perlindungan sebanyak 98 persen terhadap kehamilan karena caranya menekan hormon yang terlibat dalam ovulasi.

Namun ini hanya berlaku kurang dari 5 bulan pascapersalinan dan belum melanjutkan menstruasi.

Kehamilan terlalu rapat bisa menyebabkan kekurangan vitamin

American College of Obstetricians and Gynecologists menyarankan untuk tidak hamil dalam waktu enam bulan satu sama lain, dan mengatakan bahkan kehamilan yang berjarak kurang dari 18 bulan memiliki risiko.

“Beberapa penelitian menunjukkan setidaknya jarak dua tahun adalah optimal,” kata Shepherd.

“Masa interhamil merupakan kesempatan bagi para ibu untuk mengatasi kesejahteraan mental dan fisik, serta mengoptimalkan kesehatannya,” ujarnya.

“Ini juga mengarah pada hasil kesehatan yang lebih baik untuk bayi.”

Kelahiran terlalu rapat dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, serta anemia dan defisiensi folat pada ibu.

Perempuan yang pernah melahirkan secara caesar juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami ruptur uteri jika hamil lagi dalam waktu satu setengah tahun.

Pertimbangan lainnya adalah kesehatan mental ibu yang terpengaruh fase penting tersebut.

“Depresi pascapersalinan tidak hilang dengan kehamilan lain, jadi kadang-kadang Anda dapat melihat peningkatan risiko itu karena memiliki bayi baru lahir dan mual dan mengalami semua itu lagi bisa sangat membuat stres juga,” Dr. Alexandria Richards, seorang OB- GYN di College Station, Texas.

Di sisi lain, faktor-faktor seperti usia ibu yang lanjut usia juga memiliki risiko sehingga hamil dengan jarak dekat biasanya diputuskan.

Jika hamil lagi dengan cepat, kita dianjurkan untuk sering melakukan ultrasound, konsumsi suplemen tambahan berdasarkan petunjuk dokter dan melakukan skrining untuk depresi.

“Kebanyakan bayi akan baik-baik saja selama mama baik-baik saja,” kata Richards.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Exit mobile version