korannews.com – Di dunia ini kita hidup berdampingan dengan orang yang mempunyai latar belakang berbeda. Agar terbangun sikap toleransi dan saling menghargai perbedaan, orangtua perlu memberikan pendidikan seputar keberagaman kepada anak sejak dini.
Hal ini dilakukan agar terjalin pemahaman bahwa perbedaan justru menjadi kekuatan dalam membangun bangsa, khususnya di Indonesia yang masyarakatnya terdiri dari beragam suku.
Kisah keberagaman ini pun juga diceritakan dalam episode dengan tautan akses .
Apa Itu Keberagaman dan Inklusivitas ?
Mengutip , keberagaman adalah kondisi ketika dalam satu wilayah terdapat perbedaan manusia yang tidak hanya terbatas pada ras, etnis, identitas gender, orientasi seksual, kelas, kemampuan fisik atau mental, sistem nilai agama atau etika, asal negara, status imigrasi, bahasa, gaya belajar, hingga keluarga.
Untuk membuat anak menghargai perbedaan tersebut, orangtua perlu memupuk pengetahuan seputar inklusivitas . Artinya, setiap orang yang berbeda memiliki kesempatan dan ruang yang sama untuk diakui.
Hal ini pun bisa membuat orang-orang yang tergabung di dalamnya memiliki rasa saling menghargai dan saling toleran terhadap perbedaan tersebut tanpa adanya intervensi atau gangguan.
Mengapa Keberagaman dan Inklusivitas Penting?
Mengajarkan inklusivitas pada anak bisa membuat mereka saling menghargai teman-temannya. Anak juga dapat memahami dirinya sendiri dan orang di sekitar karena mampu merangkul perbedaan itu.
Hal ini pun bisa mengurangi kasus perundungan yang diakibatkan oleh adanya diskriminasi terhadap minoritas. Dengan pengetahuan soal keberagaman, anak justru jadi merasa ingin tahu untuk mempelajari perbedaan tersebut sehingga menambah sudut pandangnya.
Akibatnya, anak-anak akan memiliki sikap empati terhadap orang yang berbeda dengan mereka.
Cara Mengajarkan Keberagaman dan Inklusivitas pada Anak
Dalam mengajarkan keberagaman pada anak, langkah pertama yang harus orangtua lakukan adalah menjelaskan bahwa semua orang itu pasti berbeda. Beritahu jenis perbedaan apa saja yang dimiliki manusia. Jika perlu, ceritakan juga kondisi yang mereka alami dengan perbedaan tersebut.
Kemudian, ajak anak diskusi dengan mendorongnya terus bertanya. Hal ini akan membuka perspektif baru dan memancing rasa keingintahuannya untuk belajar. Misalnya, saat tahu temannya yang minoritas mendapat perlakuan tak adil, orangtua bisa bertanya: Kalau kamu melihat hal itu, apa yang akan kamu lakukan?
Orangtua juga bisa mulai mengenalkan anak seputar keberagaman lewat bacaan, tontonan, hingga dongeng. Lakukan aktivitas ini secara bersama-sama agar anak bisa mendapat penjelasan yang tepat.
Terakhir, ajarkan dengan aksi nyata. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan ruang bagi anak-anak untuk berinteraksi langsung dengan orang yang berbeda. Misalnya, jika berada dalam keluarga muslim dan sednag merayakan Idulfitri, anak bisa dilibatkan dengan mengantarkan makanan lebaran ke tetangga yang nonmuslim.
Lantas, bagaimana kelanjutan kisah Amik, Ivonne, dan Komang di sekolahnya? Kira-kira tugas apa yang Kak Azka berikan kepada mereka?
Dengarkan kisah lengkapnya dalam episode dengan tautan akses di Spotify dan akses juga siniarnya di Noice dengan tautan .
Akses juga playlist-nya di untuk mengetahui dongeng-dongeng lainnya yang tak kalah seru.