NTT Pikul Tanggung Jawab Berat

NTT Pikul Tanggung Jawab Berat

GenPI.co – Pakar lingkungan hidup Prof H Emil Salim, MA, PhD mengatakan Taman Nasional Komodo bisa terancam karena minimnya kesadaran wisatawan akan pengetahuan lingkungan pada destinasi.

Untuk itu, destinasi wisata yang berlokasi di Nusa Tenggara Timur (NTT) ini memerlukan adanya program konservasi dan penerapan pariwisata berkelanjutan dalam menunjang kelestarian mutu destinasi.

Hal ini berguna untuk mempertahankan ekosistem makhluk hidup di dalamnya. Termasuk menjaga kelestarian kehidupan satwa liar (wildlife) dari komodo yang sejak September 2021 statusnya terancam punah.

BACA JUGA:  Tarif Masuk Pulau Komodo Naik, Begini Respons Kepala Desa

“Wisata komodo adalah wisata dengan nyawa hewan. Bukan wisata barang mati seperti Borobudur atau lainnya. Komodo adalah makhluk hidup yang keunikannya justru menjadi daya tarik,” ujar Prof Emil dalam keterangan resminya, Kamis (21/7).

Karena itu, lanjutnya, strategi pariwisata di daerah komodo jangan diletakkan pada jumlah kuantitas tamu, tapi pada keterbatasan kualitas tamu.

BACA JUGA:  Anggota DPR Ansy Lema Tolak Komersialisasi di Pulau Komodo

“Yang menjadi objek wisata adalah makhluk hidup, bukan barang mati. Apabila ekosistemnya terganggu bisa mengganggu ekuilibrium kehidupan komodo, yang mana kita tidak punya ahlinya,” imbuhnya.

Menurutnya, selama ini komodo dianggap objek yang berhak dimanfaatkan, tak peduli ekosistem berubah atau tidak. Tidak peduli berapa pengunjung yang datang.

BACA JUGA:  Jokowi Kunjungi Labuan Bajo NTT, Ini Agenda Kegiatannya

Karena itu, lanjut Prof Emil, NTT, memikul tanggung jawab yang amat berat. Memelihara komodo bukan hanya demi komodo saja, tapi demi pemahaman bangsa sebagai tempat tinggal komodo, hewan purba yang usianya diperkirakan sudah ribuan tahun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Artikel ini bersumber dari www.genpi.co.

Exit mobile version