korannews.com – Nani Wijaya sempat mengalami demensia sebelum meninggal dunia di RS Fatmwaty.
Kondisinya itu membuat perilakunya berubah di akhir hidupnya, termasuk bersikap seperti anak kecil dan enggan mandi.
Cahya Kamila, putri aktris senior ini, mengungkapkan ibunya kerap mengamuk karena hal-hal sepele.
Demensia memang kerap dialami lansia yang membuat fungsi mental penderitanya menurun.
Hal ini menggangu kehidupan sehari-hari mereka termasuk menyebabkan gangguan memori, kemampuan berpikir, berbicara, koordinasi fisik, suasana hati dan perilaku.
Risiko demensia lebih tinggi pada wanita, seperti Nani Wijaya
Penderita demensia cenderung didominasi oleh para wanita, seperti yang dibuktikan dalam berbagai data kesehatan.
Harvard Medical School menyatakan dua pertiga dari 6,2 juta penderita penyakit ini di AS yang berusia 65 tahun merupakan kaum Hawa.
Angka ini menjadikan penyakit yang termasuk golongan Alzheimer ini hampir dua kali lebih umum pada wanita dibandingkan pria.
Alasan utamanya adalah wanita cenderung hidup lebih lama dibandingkan pria.
Satu studi diikuti 16.926 orang di Swedia dan menemukan bahwa, mulai sekitar usia 80 tahun, wanita lebih mungkin didiagnosis dengan demensia dibandingkan pria pada usia yang sama.
Demikian pula, sebuah penelitian yang berbasis di Taiwan menemukan bahwa peluang seseorang untuk mengembangkan demensia selama tujuh tahun lebih besar pada wanita dibandingkan pria.
Lalu, sebuah meta-analisis yang meneliti kejadian demensia di Eropa menemukan bahwa sekitar 13 wanita dari 1.000 mengalaminya setiap tahun, dibandingkan dengan hanya tujuh pria.
Usia memang menjadi faktor risiko terbesar yang memicu penyakit demensia.
Peluang seseorang menderita demensia meningkat seiring bertambahnya usia, sebagian besar memengaruhi orang di atas 65 tahun.
Beberapa faktor risiko lainnya antara lain:
- Riwayat keluarga: Jika memiliki orangtua kandung atau saudara kandung dengan demensia, kemungkinan besar kita akan mengalami demensia.
- Down syndrome: Jika menderita sindrom Down, seseorang berisiko terkena penyakit ini lebih dini pada usia paruh baya.
- Kesehatan jantung yang buruk: Jika memiliki kadar kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, aterosklerosis atau merokok maka risiko demensia cenderung meningkat. Masalah kesehatan ini, serta diabetes, memengaruhi pembuluh darah menjadi rusak sehingga dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah dan stroke.
- Cedera otak: Jika mengalami cedera otak yang parah, kita juga berisiko lebih tinggi terkena demensia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.