Mengenal Zubir Said, Orang Minang Asli Pencipta Lagu Kebangsaan Singapura

Mengenal Zubir Said, Orang Minang Asli Pencipta Lagu Kebangsaan Singapura

Mengenal Zubir Said, Orang Minang Asli Pencipta Lagu Kebangsaan Singapura

JAKARTA, celebrities.id – Tidak banyak yang tahu mengenai Zubir Said, pencipta lagu kebangsaan Singapura yang merupakan orang Minang asli Indonesia.

Ya, Zubir Said merupakan orang Indonesia asli yang menciptakan lagu kebangsaan Singapura yang berjudul Majulah Singapura. Selain menciptakan lagu Majulah Singapura, Zubir Said juga menciptakan lagu Semoga Bahagia yang merupakan lagu resmi Hari Anak Singapura dan Festival Kaum Muda Singapura.

Untuk mengenal Zubir Said lebih dekat, berikut ini celebrities.id telah merangkum dari berbagai sumber, Rabu (10/8/2022), mengenai Zubir Zaid.

Mengenal Zubir Said

Zubir Said lahir pada 22 Juli 1907 di Bukittinggi, Sumatra Barat. Dia merupakan anak tertua dari 9 bersaudara, dengan 3 saudara laki-laki dan 5 saudara perempuan. Ibunya meninggal dunia ketika Zubir berusia 7 tahun.

Ayahnya, Muhammad Said adalah tokoh adat yang teguh menjalankan ajaran agama. Pekerjaan ayahnya sebagai kondektur di perusahaan kereta api milik pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Sejak di bangku sekolah dasar, Zubir telah banyak menunjukkan bakatnya di bidang musik. Dia sudah piawai memainkan sejumlah alat musik seperti suling, gitar, drum meskipun tidak ada yang pernah mengajarinya.

Sayangnya keterbatasan ekonomi memaksa Zubir untuk bekerja pada usia 18 tahun. Dia pertama kali bekerja di sebuah pabrik sebagai pembuat batu bata, kemudian mengikuti tawaran seorang temannya sebagai juru ketik.

Meski sibuk bekerja, kecintaannya terhadap musik tidak pernah padam. Dia terus memperdalam berbagai alat musik di waktu luangnya. Hingga pada usia 19 tahun, Zubir memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan fokus bermusik. 

Saat itu dia bertemu dengan seorang pegawai pemerintahan desa yang kagum pada bakatnya dan mendorong Zubir untuk mengikuti impiannya.

Zubir membentuk grup keroncong keliling dan berkeliling dari desa ke desa mencari nafkah dengan tampil di acara pernikahan, pameran, dan agenda keramaian lainnya.

Pada 1928, tepatnya saat berumur 21 tahun, Zubir memutuskan untuk meninggalkan Sumatra menuju Singapura. Tujuannya ke Singapura bukan tanpa sebab. Dia telah mendengar tentang Singapura sebagai tempat mewah dengan segala gemerlap dan kemakmuran.

Zubir sengaja pergi diam-diam karena jika meminta izin ayahnya pasti tidak bakal dikasih. Apalagi hubungan dia dengan ayahnya tidak terlalu akur. Sang ayah meyakini musik bertentangan dengan agama.

Akhirnya Zubir menumpang kapal kargo tanpa izin maupun restu ayahnya. Di Singapura, dia bergabung dengan wayang bangsawan City Opera, kelompok opera yang para pemainnya berasal dari bangsa Melayu.

Kariernya sebagai musisi terus menanjak hingga pada tahun 1958, Zubir menggubah lagu dan musik Melayu berjudul Majulah Singapura yang terpilih sebagai lagu resmi untuk Dewan Kota Singapura saat pemerintahan mulai berjalan pada 1959.  

Kemudian ketika Singapura resmi merdeka dari Inggris pada 1965, lagu tersebut tetap digunakan dan bahkan ditetapkan sebagai lagu resmi kebangsaan Negara Kota itu. Dengan semangat patriotisme kepada Singapura, Zubir Said menolak mendapatkan royalti dan mengatakan bahwa dia cukup mendapatkan penghargaan. Dia pun resmi menjadi Warga Negara Singapura pada 1967.

Menurut hukum, lagu Majulah Singapura hanya boleh dinyanyikan dalam lirik Melayunya. Lagu Majulah Singapura dikumandangkan luas pada 3 Desember, menggantikan lagu koloni God Save the Queen. 

Zubir Said meninggal dalam usia 80 tahun pada 16 November 1987 di Joo Chiat, Singapura. Dia dianugerahkan sejumlah penghargaan semasa hidupnya, salah satunya penghargaan “Sijil Kemuliaan” pada 16 Maret 1963 atas jasanya menciptakan lagu kebangsaan oleh pemerintah Singapura.

Editor : Tia Ayunita


Artikel ini bersumber dari www.celebrities.id.

Exit mobile version