korannews.com – Eksfoliasi dapat menjadi jawaban untuk kulit wajah yang lebih bersih, cerah, dan halus, serta membantu menghasilkan sintesis kolagen .
Kendati demikian, menggunakan eksfoliator yang salah juga ternyata dapat menyebabkan kulit teriritasi, perih, dan terganggu.
Terlebih, tidak semua eksfoliator cocok untuk semua orang, karena masing-masing kulit memiliki kebutuhan yang berbeda.
Bisa jadi apa yang cocok untuk teman kita dengan kulit berminyak, mungkin tidak cocok untuk wajah kita yang kering dan sensitif.
Nah, untuk mengupas tuntas mengenai eksfoliasi dan bagaimana cara tepat melakukannya, para ahli pun menjelaskan lebih lanjut seperti yang dilansir dari laman InStyle berikut ini.
Apa itu eksfoliasi
Dokter spesialis kulit dan pendiri Idriss Dermatology, Shereene Idriss, MD, mengungkapkan bahwa eksfoliasi adalah proses pengangkatan sel kulit mati dari permukaan kulit.
“Ini dapat dilakukan melalui eksfoliator fisik , menggunakan jenis zat atau alat abrasif, atau eksfoliator kimiawi yaitu asam pengelupas (exfoliating acid),” katanya.
Eksfoliator kimiawi (seperti asam laktat, mandelic, dan glikolat) bekerja dengan cara melarutkan ikatan antara sel-sel kulit dan melonggarkan sel-sel permukaan.
Di sisi lain, eksfoliator fisik (seperti mikrodermabrasi) bekerja dengan menggunakan zat-zat yang keras untuk menggosok sel-sel kulit mati secara fisik.
Manfaat eksfoliasi kulit
Ada sejumlah manfaat eksfoliasi bagi kulit wajah kita.
Menurut dokter spesialis kulit di Marmur Medical, Rachel Westbay, MD, eksfoliasi bisa membantu mengurangi munculnya hiperpigmentasi.
“Pigmen yang berada di permukaan kulit (seperti bintik-bintik matahari, hiperpigmentasi pasca-inflamasi, dan beberapa bentuk melasma) dapat diperbaiki dengan mengelupaskan lapisan atas kulit, yang mengandung pigmen yang menjadi sumber perubahan warna,” jelasnya.
Memisahkan ikatan sel-sel kulit juga memiliki manfaat untuk membuka pori-pori yang tersumbat dan mengurangi jerawat yang disebabkan oleh penyumbatan.
Di antara efek jangka panjang eksfoliasi adalah berkurangnya garis-garis halus.
Apabila dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu, eksfoliasi juga dapat mengurangi garis-garis halus dan kerutan, karena eksfoliasi mampu menstimulasi sintesis kolagen, yaitu protein dalam kulit yang membuat kulit tetap kenyal dan elastis.
” Sintesis kolagen yang lebih baik juga dapat meningkatkan tekstur, warna, dan integritas kulit, serta mengganti sel-sel kulit mati menjadi yang lebih baru dan segar,” tambah Westbay.
Perbedaan antara eksfoliasi fisik dan kimiawi
Salah satu langkah terpenting dalam menemukan metode eksfoliasi yang tepat untuk kita adalah menentukan antara eksfoliasi kimiawi dan fisik.
Eksfoliasi kimiawi cenderung lebih disukai karena tidak terlalu abrasif, lebih mudah disesuaikan dengan jenis kulit, dan dapat menembus lebih dalam daripada eksfoliasi fisik.
“Eksfoliasi kulit secara kimiawi adalah cara yang tepat menurut saya,” kata Idriss.
“Namun, kunci keberhasilannya adalah memasukkan eksfoliasi ke dalam rutinitas setiap minggu, bukan setiap hari karena eksfoliasi yang berlebihan juga bisa menyebabkan penghalang kulit (skin barrier) rusak dan meradang,” terang dia.
Sementara itu, Westbay mencatat, jika dilakukan terlalu agresif, eksfoliasi fisik bisa menyebabkan koyakan mikro pada kulit (yang membuat kita lebih rentan terhadap iritasi, eksim, dan infeksi).
Jadi, butuh banyak perhatian untuk memastikan alat eksfoliasi kulit yang kita gunakan benar-benar bersih dan tersanitasi.
Meski begitu, eksfoliasi fisik dapat mencakup banyak hal dan bekerja paling baik pada area dengan banyak kulit yang membandel, serta menebal pada tubuh (seperti siku dan lutut).
“Apa pun itu, penting untuk memilih partikel eksfoliasi kulit yang halus dan ukurannya seragam (misalnya biji jojoba),” tutur Westbay.
“Eksfoliator dengan ujung yang tajam bersifat abrasif dan berisiko merusak penghalang kulit hingga ke tingkat yang membuat kulit berisiko terluka. Hal ini dapat menyebabkan banyak masalah, mulai dari jerawat hingga infeksi,” sambung dia.
Cara melakukan eksfoliasi berdasarkan jenis kulit
Menurut Westbay, jenis kulit yang berbeda membutuhkan eksfoliasi yang berbeda pula.
Misalnya, orang yang berkulit kering cenderung sedikit sensitif karena ukuran kelenjar minyaknya lebih kecil, yang berarti kulitnya mungkin lebih tipis, dan lebih rentan terhadap iritasi akibat eksfoliasi secara fisik.
Jadi, jika kita memiliki kulit kering, eksfoliasi kulit dengan bahan kimia mungkin merupakan pilihan yang tepat.
Namun, pastikan untuk memulainya dengan lembut.
Westbay juga merekomendasikan untuk membatasi penggunaan eksfoliator satu hingga dua kali per minggu dan mencari produk dengan bahan pelembap, seperti minyak kelapa, shea butter, atau ceramide.
Lalu, untuk kulit kombinasi cenderung bekerja paling baik dengan asam salisilat.
“Asam salisilat membantu kulit mengelupas kulit mati tanpa abrasi, membuka pori-pori, mengurangi kulit berminyak, dan pada saat yang sama mampu menghaluskan kulit yang kasar, kering, dan bersisik dengan lembut,” kata Westbay.
“Ini juga cocok untuk merawat area T (T zone) yang berminyak dan pipi yang kering,” jelas dia.
Seperti halnya orang yang berkulit kering, maka kita harus mulai menggunakannya satu hingga dua kali seminggu dan lihat bagaimana kulit merespons.
Terakhir, untuk yang berkulit berminyak, eksfoliasi sebenarnya adalah perawatan yang tepat.
Westbay mengatakan bahwa kulit berminyak cenderung memiliki kulit yang lebih tebal dan lebih keras, serta dapat bekerja dengan eksfoliasi secara fisik maupun kimiawi.
Jadi, apa pun cara yang kita pilih, pastikan untuk memulainya secara perlahan agar tidak mengiritasi kulit.
Kita bisa memulainya sekali atau dua kali seminggu dan secara perlahan-lahan meningkatkannya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.