Ma’ruf Amin Bicara Soal Childfree: Kalau Tak Punya Anak, Siapa yang Melanjutkan Dunia?

Ma’ruf Amin Bicara Soal Childfree: Kalau Tak Punya Anak, Siapa yang Melanjutkan Dunia?

korannews.com

Dalam komentarnya, Gita Savitri mengatakan bahwa childfree bikin awet muda. “Not having kids is indeed natural anti aging. You can sleep for 8 hours every day, no stress hearing kids screaming. And when you finally got wrinkles, you have the money to pay for botox. (Tidak punya anak adalah antipenuaan alami. Kamu bisa tidur selama delapan jam tanpa stres mendengar anak berteriak. Dan ketika kamu punya kerutan, kamu punya uang untuk membayar botox,” ujar Gita Savitri .

Menurut Ma’ruf Amin , childfree bertentangan dengan syariat Islam tentang pernikahan. Pernikahan dalam syariat agama bertujuan untuk mendapatkan keturunan.

“Pernikahan itu, kan, memang dimaksudkan untuk mengembangbiakkan manusia melalui perkawinan,” ujar Maruf Amin dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada 10 Februari 2023.

Ma’ruf Amin prihatin saat seseorang memilih berumah tangga tanpa anak. Menurutnya, semua umat manusia bisa berperan memajukan bangsa dengan menciptakan generasi penerus mereka.

“Nah, kalau nanti dia tidak punya anak, lantas dunia ini siapa yang melanjutkan?” ujarnya.

Bagi Ma’ruf Amin , menunda punya anak lebih baik dibandingkan hidup tanpa anak. “Kalau menunda, mungkin, walau menunda satu tahun, dua tahun, itu tidak ada masalah. Namanya (itu) mengatur perkawinannya supaya tidak langsung punya anak,” ujarnya menjelaskan.

“Dia menunda dua tahun, nanti siap-siap begitu kemudian (baru punya anak), itu tidak masalah,” ujarnya lagi.

Ma’ruf Amin juga menyinggung masalah stunting yang tidak bisa diselesaikan dengan tren childfree .

“Dalam program penanggulangan stunting, tidak ada program dengan (tidak punya anak) ya, tentu itu tidak ada,” ujarnya menegaskan.

Samanta Elsener, psikolog anak, menyebutkan beberapa faktor penyebab seseorang memutuskan hidup tanpa anak.

Salah satu penyebab yang disebutkan adalah trauma masa kecil dan berlanjut tumbuh dengan gangguan kesehatan mental hingga akhirnya muncul keputusan childfree .

“Banyak faktor hingga memutuskan childfree , di antaranya adalah wawasan seputar pernikahan yang simpang siur dan trauma masa kecil,” ujar Samanta menjelaskan.

“Jika keputusan untuk chilfree karena ada faktor kesehatan mental maka perlu memahami bahwa healing is possible,” ujarnya lagi.

Bagi Samanta, pola hidup childfree dibuat dengan berbagai pertimbangan matang dan disepakati bersama oleh kedua belah pihak yang terjalin dalam hubungan pernikahan.

“Tidak memiliki anak merupakan pilihan yang perlu matang dan disepakati bersama, sehingga tidak ada pihak yang terpaksa, dalam hal ini suami dan istri,” ujarnya memungkaskan.***

Exit mobile version