Kaitan antara Dehidrasi dan Tekanan Darah Tinggi

Kaitan antara Dehidrasi dan Tekanan Darah Tinggi

korannews.com – Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi kesehatan yang lebih berbahaya, termasuk serangan jantung dan stroke.

Diketahui, gaya hidup tidak sehat seperti jarang berolahraga, pola makan tinggi garam dan lemak, serta kebiasaan merokok berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi .

Tidak sekadar itu, studi menemukan bahwa sering mengalami dehidrasi juga meningkatkan risiko hipertensi.

Kaitan antara dehidrasi dan tekanan darah

Ketika keseimbangan tubuh terganggu akibat kekurangan cairan, tubuh memiliki mekanisme untuk menstabilkan diri. Tahapannya sebagai berikut:

  • Di tahap awal dehidrasi, volume darah atau jumlah darah yang beredar di dalam tubuh berkurang karena air membentuk lebih dari setengah volume darah manusia, menurut National Institutes of Health (NIH).
  • Penurunan volume darah juga menyebabkan peningkatan konsentrasi natrium dalam darah. Dilaporkan MedlinePlus, kisaran normal kadar natrium dalam darah berada di angka 135-145 mEq/L. Lebih atau kurang dari itu dianggap dehidrasi ringan.
  • Tubuh melakukan dua hal ketika merasakan perubahan volume darah dan kadar natrium. Pertama, mengaktifkan rasa haus agar kita terdorong untuk menghidrasi, dan kedua adalah memicu sekresi hormon anti-diuretik.
  • Peningkatan hormon anti-diuretik (juga dikenal sebagai vasopresin) memberi sinyal pada ginjal agar menahan air sementara waktu demi mencegah kehilangan cairan dan menjaga konsentrasi natrium agar tidak meningkat lebih jauh. Proses ini juga membuat pembuluh darah menyempit, yang menyebabkan peningkatan tekanan darah sementara.
  • Karena volume darah di dalam tubuh menjadi rendah, peningkatan tekanan darah penting untuk membantu sirkulasi darah.
  • Setelah proses rehidrasi dimulai, kadar hormon anti-diuretik perlahan menurun dan tekanan darah kembali ke kondisi semula.

Sering dehidrasi dapat memicu hipertensi

Bagaimana bisa dehidrasi memicu hipertensi jika perubahan tekanan darah bersifat sementara dan dapat ditangani dengan memenuhi kebutuhan cairan?

Para peneliti mengamati efek jangka panjang dari episode dehidrasi ringan mencakup peningkatan risiko obesitas, diabetes tipe 2, demensia, penyakit ginjal kronis, dan penyakit radang usus.

Namun, beberapa data menunjukkan, sering dehidrasi berdampak pada sistem kardiovaskular, termasuk hipertensi.

Menurut American Heart Association (AHA), ada dua kategori hipertensi, yaitu hipertensi tahap 1 dan tahap 2.

Seseorang dikatakan mengidap hipertensi tahap 1 jika tekanan darahnya secara teratur berkisar antara 130-139/80-89 mmHg.

Sedangkan, hipertensi tahap 2 terjadi ketika tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih tinggi.

Berdasarkan studi tahun 2019 yang dimuat dalam jurnal Nutrients, terungkap sering dehidrasi karena asupan air tidak memadai menyebabkan perubahan fungsi pembuluh darah dan regulasi tekanan darah.

Seiring waktu, kondisi ini dapat menyebabkan perubahan jangka panjang.

Para peneliti berpendapat, dehidrasi bisa dianggap sebagai faktor risiko utama hipertensi, pembekuan darah, stroke, dan penyakit jantung koroner karena perubahan fungsi pembuluh darah dan regulasi tekanan darah tersebut.

Studi lain yang diterbitkan pada 2022 di European Heart Journal menemukan, tingginya kadar natrium dalam darah akibat sering dehidrasi meningkatkan risiko gagal jantung sebesar 39 persen.

Lalu, menurut AHA, tekanan darah tinggi adalah salah satu penyebab umum gagal jantung.

Kesimpulan

Ada baiknya mempertimbangkan hidrasi tubuh yang tidak memadai sebagai faktor risiko hipertensi.

Risiko hipertensi bisa berasal dari kadar hormon anti-diuretik yang tinggi serta perubahan pada tekanan darah dan pembuluh darah yang terjadi seiring waktu.

Meskipun tubuh memiliki mekanisme untuk menstabilkan kondisi ketika dehidrasi, jangan sampai respons ini muncul terlalu sering.

Di samping minum air mineral, makanan tertentu juga dapat membantu memenuhi kebutuhan cairan tubuh.

Hipertensi Bisa Sembuh Total atau Hanya Bisa Dikendalikan?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Exit mobile version