MAKKAH, celebrities.id – Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Makkah mencatat sebanyak 119 jemaah haji yang akan menjalani safari wukuf saat puncak haji di Arafah. Angka ini turun dari data sebelumnya sebanyak 204 jamaah.
119 jamaah haji disafariwukufkan karena masih dalam keadaan sakit dan tidak bisa melaksanakan puncak haji secara mandiri.
“119 jemaah, Alhamdulillah banyak pasien yang kembali sehat dan sudah kembali ke kloter masing-masing,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Budi Sylvana di Makkah, Minggu (3/7/2022).
Melihat data penurunan jemaah haji yang sakit menunjukkan jemaah semangat jelang puncak ibadah haji. Budi juga tetap mengimbau jemaah untuk perbanyak istirahat di hotel selama 3 hari jelang Arafah Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
“Mungkin semangatnya mulai timbul lagi apalagi mendekati Arafah,” kata Budi.
Untuk data terbaru soal jemaah yang akan safari wukuf, pihak KKHI Makkah akan mengumumkan sehari sebelum wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah atau 8 Juli 2022
Sekadar informasi, Kementerian Agama menyiapkan layanan Safari Wukuf untuk membantu jemaah haji Indonesia yang sedang sakit saat wukuf di Arafah dengan mengantarkan mereka untuk menjalankan ibadah puncak.
Juru Bicara PPIH Akhmad Fauzin menjelaskan, petugas akan membantu jamaah haji, semuanya akan dikerahkan untuk membantu pendampingan, pembimbingan, pembacaan zikir dan doa lainnya untuk jemaah yang membutuhkan, khususnya jamaah yang sakit.
“Khusus jemaah yang sakit kita akan disafariwukufkan. Jadi jemaah akan diikhtiarkan wukuf di Arafah bisa mengunakan bis atau ambulance. Jika jamaah tidak bisa secara fisik atau tidak mampu, akan kita badalhajikan,” katanya.
Fauzin menambahkan, untuk safari wukuf ini diberikan kepada calon jamaah haji yang sakit atau yang dalam perawatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) atau Rumah Sakit Arab Saudi melalui manajemen safari wukuf.
“Apabila tidak memungkinkan akan dibadalhajikan oleh petugas. Artinya begini, kalau ada jemaah haji Indonesia yang sedang sakit dan bisa dibawa dengan ambulance atau bis kesehatan mereka akan disafariwukufkan dengan tetap berada di dalam kendaraan. Jadi mereka tidak seperti jamaah haji sehat yang berada di luar. Ini komitmen layanan istimewa yang akan kita berikan,” ujarnya.
Jemaah haji sakit tetap di Arafah, kecuali mereka yang betul-betul sakitnya itu sangat darurat yang tidak bisa dibawa dengan ambulance, mereka akan tetap berada di Rumah Sakit, tetapi statusnya dibadalhajikan atau digantikan oleh petugas sesuai dengan syariat Islam.
“Kami mengimbau kepada jemaah haji tidak perlu khawatir. Pasalnya jamaah akan dipandu dan dibimbing supaya perjalanan atau rukun haji tetap dilaksanakan,” katanya.
Bagi yang meninggal sebelum wukuf di Padang Arafah, mereka juga dibadalhajikan oleh pemerintah Indonesia.
Editor : Lisvi Padlilah
Artikel ini bersumber dari www.celebrities.id.