Film Indonesia Mau Lawan Dominasi Drama Korea, Emang Bisa?

Film Indonesia Mau Lawan Dominasi Drama Korea, Emang Bisa?

Film Indonesia Mau Lawan Dominasi Drama Korea, Emang Bisa?

korannews.com – Pertumbuhan industri film Indonesia semakin pesat seiring dengan menjamurnya produksi dalam negeri dan antusias para penontonnya, terlebih sejak Indonesia mulai memasuki era baru (new normal) saat pandemi Covid-19.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno mengaku bangga melihat peningkatan pesat yang terjadi di industri film Indonesia. Namun, ia masih bermimpi film Indonesia bisa mengalahkan drama Korea (drakor).

“Kalau kita kurangi dengar K-Pop atau nonton drakor, (lalu) kita banyakin nonton drasun (drama Sunda) atau dekop (dangdut koplo), mudah-mudahan dalam lima tahun ke depan bisa membalap Korea,” kata Sandiaga, dikutip dari Detik Jabar.

Sayangnya, dilansir dari CNN Indonesia, Country Head VIU Indonesia, Varun Mehta mengatakan bahwa pada 2018, sekitar 80 persen penonton Indonesia masih lebih tertarik menyaksikan drama atau film dari luar negeri.

“Alasan orang Indonesia menonton lebih banyak dari luar, karena mereka menonton apa yang mereka inginkan. Mereka senang menonton konten yang memiliki kualitas bagus, seperti film tapi dalam drama seri, seperti drama Korea, Thailand, Jepang yang memang telah sukses dibuat seperti film,” kata Varun.

Berkaitan dengan hal tersebut, berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, dalam sejumlah platform layanan film, drama, dan serial berbasis daring, seperti Netflix hingga VIU, film luar negeri terutama drama Korea pun memang mendominasi dalam daftar favorit.

Jika demikian, mampukah Indonesia mengalahkan dominasi tersebut?

Salah satu sutradara Indonesia, Joko Anwar, menganggap bahwa karya audiovisual, seperti film dan serial dari industri film negara lain bukanlah sebuah saingan yang harus dikalahkan. Hal tersebut karena setiap audiovisual memiliki ciri khasnya masing-masing.

“Segala macam bentuk audiovisual dari luar kita anggap sebagai kesempatan juga. Sebab, begitu ada produk audiovisual dari mana saja yang membuka teritori penceritaan baru, kita bisa masuk ke situ,” jelas Joko Anwar dalam konferensi pers IdeaFest 2022, Jumat (25/11/2022).

Sutradara film Pengabdi Setan ini mengungkapkan, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh para pelaku film agar karyanya dapat mencolok dan diterima secara sekaligus oleh pasar lokal dan global adalah membuat cerita dengan sudut pandang yang spesifik.

“Film yang bisa dinikmati oleh orang di luar tempat dibuatnya adalah film yang memiliki tema universal, tapi diceritakan lewat point of view (sudut pandang) yang spesifik dari tempat film itu dibuat,” tutur Joko dalam sesi gelar wicara “Netflix On the Scene: The Present and Future of Film in Indonesia” yang diselenggarakan IdeaFest 2022, Jumat (25/11/2022).

Selain menceritakan tema universal dengan mengangkat suatu problematika di daerah atau wilayah tertentu, salah satu hal utama yang harus diperhatikan agar film Indonesia dapat mencolok di industri film adalah melakukan riset yang kuat secara mendalam sebelum menciptakan sebuah tokoh dan karakter dalam film.

Tidak hanya Joko, sutradara film Yuni, Kamila Andini pun mengungkapkan hal serupa. Sutradara yang tak jarang menggunakan dialog bahasa daerah dalam filmnya ini mengungkapkan bahwa itu adalah bagian dari strategi untuk membuat film Indonesia mencolok di mata dunia.

“Sinema itu bergerak, penting untuk pembuat film tahu pergerakan sinema setiap tahunnya, seperti apa teknis baru yang dilakukan, apa kebaruan yang dilakukan, apa eksplorasi oleh para pembuat film di dunia,” pungkas Kamila dalam kesempatan yang sama.

Berkaitan dengan persaingan industri film Indonesia dengan industri film luar negeri, salah satunya Korea Selatan, Content Lead Netflix Indonesia, Rusly Eddy mengatakan bahwa hal tersebut memerlukan pembahasan yang lebih mendalam karena telah menyangkut ekosistem dari berbagai macam industri.

Namun, Rusly mengatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya untuk menyajikan film dan serial terbaik Indonesia agar dapat bersaing di industri film dunia.

“Masalah kurasi, pada akhirnya kembali lagi ke kepercayaan penonton Indonesia ke film Indonesia. Dan apa yang bisa dilakukan Netflix adalah mencoba untuk memberikan konten yang berkualitas dalam artian tidak kalah dengan series-series Korea (misalnya),” sebut Rusly.

“Dan itu yang menjadi objektivitas utama untuk saat ini agar kita bisa bersaing juga,” lanjutnya.

Pada Jumat (25/11/2022), Netflix Indonesia bekerja sama dengan IdeaFest 2022 dalam mengadakan gelar wicara Netflix On the Scene: “The Present and Future of Film in Indonesia”. Dalam gelar wicara tersebut, Netflix Indonesia menghadirkan sutradara Indonesia, Joko Anwar serta Kamila Andini; CEO Screenplay Films, Wicky V. Olindo; dan Content Lead Netflix Indonesia, Rusli Eddy.

IdeaFest 2022 merupakan salah satu festival kreatif terbesar di Indonesia yang digelar pada 24-27 November 2022 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta. Dalam festival yang mengusung tema “Reality Re:defined” tersebut, terdapat ratusan sesi Talks and Conference dengan tema beragam, seperti tren NFT, kesenian, gaya hidup sustainable, kuliner, hingga musik.IdeaFest 2022 merupakan salah satu festival kreatif terbesar di Indonesia yang digelar pada 24-27 November 2022 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta. Dalam festival yang mengusung tema “Reality Re:defined” tersebut, terdapat ratusan sesi Talks and Conference dengan tema beragam, seperti tren NFT, kesenian, gaya hidup sustainable, kuliner, hingga musik.

error: Content is protected !!