korannews.com – Pemerintah India didesak mengeluarkan surat peringatan kepada perusahaan kesehatan dan farmasi, Marion Biotech. Diketahui, perusahaan itu mengekspor obat batuk sirop yang diduga erat menjadi penyebab kematian belasan anak di Uzbekistan.
Dilansir dari Reuters, desakan tersebut muncul setelah tes menunjukkan sebagian besar sampel obat dari Marion Biotech mengandung racun, sebut seorang pemeriksa obat.
Seorang inspektur yang terlibat dalam penyelidikan Marion, Vaibhav Babbar menyatakan, sampel dengan etilen glikol dan dietilen glikol telah disamarkan alias dipalsukan. Padahal, kedua zat itu telah dikualifikasikan sebagai racun oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Babbar menyatakan, obat-obatan dari Marion Biotech telah diekspor ke Kyrgyzstan dan Kamboja .
“Karena obat-obatan Marion telah menyebar ke begitu banyak negara, saya berharap agar tidak terjadi apa-apa di tempat lain,” kata Babbar, dikutip Sabtu (21/3/2023).
“Kementerian Kesehatan India dapat mengeluarkan peringatan. Mereka mungkin melakukannya. Akan baik untuk mengeluarkan peringatan,” lanjutnya
Namun, Babbar mengaku tidak tahu apakah peringatan itu sedang dipertimbangkan oleh pemerintah atau tidak.
Polisi India dilaporkan telah menangkap tiga karyawan Marion Biotech dan sedang mencari dua direktur. Penangkapan dan pencarian itu dilakukan setelah hasil tes laboratorium pemerintah menemukan 22 dari 36 sampel sirup dipalsukan melalui tambahan zat lain dan palsu, Jumat (3/3/2023).
Sebelumnya, WHO melaporkan, lebih dari 300 anak di Gambia, Indonesia, dan Uzbekistan meninggal pada 2022 akibat gagal ginjal akut. Menurut WHO, sebagian besar korban meninggal dunia adalah anak-anak berusia di bawah lima tahun.
Hingga saat ini, pihak Kementerian Kesehatan India dan Marion belum memberikan tanggapan apapun terkait kasus ini.