6 Masalah Kesehatan Mungkin Tecermin lewat Mimpi

6 Masalah Kesehatan Mungkin Tecermin lewat Mimpi

korannews.com – Siapa pun yang pernah mengalami demam mungkin sudah tidak asing lagi dengan mimpi buruk yang kadang menyertainya.

Namun, bisakah mimpi memberikan petunjuk tentang masalah kesehatan yang mungkin kita alami?

Seorang dokter ahli saraf di Baptist Health Miami Neuroscience Institute, Dr Dalia Lorenzo, MD, mengatakan, ketika tidur, kita memasuki serangkaian tahapan yang berbeda.

“Ini adalah proses yang sangat aktif dan penting bagi neuron atau sel saraf, yang membuat kita menjadi diri kita yang sekarang untuk menyegarkan diri,” kata dia.

Menurut dia, dalam beberapa kasus, masalah kesehatan yang kita alami ternyata bisa ditandai dengan munculnya berbagai macam mimpi.

Masalah kesehatan yang ditunjukkan lewat mimpi

Nah, para ahli memetakan enam masalah kesehatan yang kehadirannya dapat diketahui melalui mimpi saat kita tidur sebagai berikut.

1. Kecemasan dan depresi

Kecemasan dan depresi merupakan masalah kesehatan yang erat kaitannya dengan mimpi yang kurang baik.

Jadi, jika kita merasa cemas, perasaan itu kemungkinan besar akan menyerang mimpi kita dan hal yang sama berlaku untuk depresi.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan Journal of Clinical Medicine pada Desember 2020, mimpi buruk kronis sangat umum terjadi pada orang-orang dengan gangguan kejiwaan.

2. Kanker

Data mengenai hal ini masih terbatas dan tidak semua dokter setuju.

Tetapi, ada beberapa kasus di mana seorang pasien didiagnosis menderita kanker setelah mengalami mimpi yang mengganggu.

Seorang peneliti mimpi di Harvard Medical School dan penulis The Committee of Sleep, Deirdre Barrett, PhD, mengungkapkan, memakai mimpi untuk membantu mendiagnosa masalah kesehatan memang masih kontroversial di kalangan profesi medis yang lebih luas.

Namun, dalam bukunya, dia menceritakan kisah seseorang yang bermimpi bahwa seekor macan kumbang menggigit punggungnya.

Ketika terbangun, ia melihat sebuah tanda di tempat itu yang ternyata adalah kanker.

Awalnya, pasien ini pergi ke dokter untuk memeriksakan bintik tersebut. Dia sempat diberitahu bahwa bintik tersebut tidak berbahaya.

Namun kemudian, dia mengalami serangkaian mimpi tentang bintik tersebut, termasuk mimpi yang menyuruhnya untuk memeriksakannya lagi.

Ia pun melakukan pemeriksaan, dan ternyata bintik tersebut adalah gejala melanoma dini.

Menurut Discover, kisah-kisah semacam ini sering terdengar, dan bahkan beberapa di antaranya jauh lebih dramatis.

3. Penyakit jantung

Sebuah studi tahun 2003 yang diterbitkan dalam Climacteric menemukan, wanita berusia 40-64 tahun dengan detak jantung tidak teratur dan nyeri dada mengalami lebih banyak mimpi buruk, terutama setelah menopause.

Para peneliti berteori, kondisi ini disebabkan oleh penyakit jantung yang mengurangi jumlah oksigen yang mencapai otak sehingga dapat menyebabkan mimpi buruk.

“Saya pikir mimpi dapat mengakses apa pun dalam tubuh atau pikiran kita, dalam arti luas, termasuk hal-hal yang sama sekali tidak kita sadari,” kata Barrett.

“Saya pikir mimpi terkadang memberi tahu orang-orang tentang penyakit yang belum mereka sadari dan (sebelum) gejala klinis yang sangat jelas,” ujar dia.

4. Masalah dengan alkohol

Jika kita pernah mengalami mimpi yang sangat jelas setelah minum terlalu banyak alkohol, para ilmuwan mengatakan, keadaan itu ada alasannya.

“Saat kita tertidur di bawah pengaruh alkohol, REM akan tertekan,” demikian penjelasan dari Real Clear Science.

REM adalah singkatan dari rapid eye movement. Ini adalah sebuah istilah yang menggambarkan bagaimana ketika tidur mata bergerak dengan cepat ke berbagai arah, tetapi tidak mengirimkan informasi visual apa pun ke otak.

Biasanya, tidur REM terjadi 90 menit setelah seseorang tertidur. Periode pertama REM biasanya berlangsung 10 menit.

Setiap tahap REM selanjutnya menjadi lebih lama, dan yang terakhir dapat bertahan hingga satu jam. Detak jantung dan pernapasan menjadi lebih cepat.

Pada fase inilah seseorang dapat mengalami mimpi yang intens selama tidur REM, karena otak menjadi lebih aktif.

Jadi ketika tubuh memetabolisme alkohol dalam tubuh, maka akan terjadi apa yang disebut sebagai “REM rebound“.

“Ketika otak kita kehilangan tidur REM, bahkan hanya dalam hitungan jam, otak akan mengimbanginya dengan meningkatkan durasi tidur REM, dan meningkatkan kemudahan kita memasuki fase mimpi,” tulis mereka.

“Selama rebound REM, mimpi juga bisa menjadi lebih intens.”

Apabila kita secara konsisten mengalami mimpi buruk yang menyebabkan sulit untuk tidur dengan nyenyak, ini bisa menjadi tanda bahaya.

Mungkin, saatnya untuk mempertimbangkan kembali kebiasaan minum alkohol tadi.

5. Obstructive sleep apnea

Mungkin tidak terlalu mengejutkan untuk mengetahui bahwa orang dengan gangguan tidur obstructive sleep apnea (OSA) — suatu kondisi kronis yang membuat napas berhenti sepanjang malam — sering bermimpi tidak bisa bernapas.

“Pasien mengalami mimpi yang menakutkan seperti tenggelam atau tercekik,” ungkap Direktur Medis dari Florida Sleep Institute, Dr William Kohler, MD.

“Kenyataannya, jalan napas mereka tersumbat,” lanjut dia.

Sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan di Frontiers in Neurology menjelaskan lebih lanjut tentang hubungan antara mimpi dan OSA.

“Hasil yang kontradiktif telah dilaporkan mengenai mimpi pada pasien OSA.”

“Sementara beberapa peneliti melaporkan lebih sedikit mimpi pada pasien OSA, yang lain menggambarkan bahwa pasien OSA meningkatkan mimpi dengan konten emosional.”

“Terutama konten kekerasan dan permusuhan,” tulis para peneliti.

Meskipun ada laporan tentang konten mimpi yang berhubungan dengan pernapasan pada pasien OSA, sebagian besar studi menilai konten mimpi pasien berhubungan dengan pernapasan tidak biasa.

Sehingga, jika kita mengalami mimpi tidak dapat bernapas, ada baiknya segera mengunjungi dokter untuk memeriksakan diri dan mendapatkan perawatan yang tepat.

Sebab penelitian ini juga menemukan, subjek yang menggunakan mesin CPAP (continuous positive airway pressure) saat tidur mengalami lebih sedikit mimpi buruk.

6. Penyakit parkinson

Apakah kita meronta-ronta dalam tidur, atau menggerakkan tangan dan kaki sebagai respons terhadap apa yang terjadi di alam bawah sadar?

Jika ya, kita mungkin perlu memeriksakan diri untuk mengetahui apakah kita menderita penyakit parkinson.

“Tidak banyak orang yang tahu tentang gangguan perilaku REM, tapi ini adalah saat di mana seseorang mulai memerankan mimpinya,” tutur Lorenzo.

“Dalam hal ini, otak mengirimkan rangsangan untuk melumpuhkan kita. Jadi, otak tetap aktif, tapi otot kita lumpuh.”

“Meskipun hal ini dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu dan konsumsi alkohol, namun ini juga dapat menjadi tanda peringatan bahwa penyakit parkinson akan muncul dalam 10 tahun ke depan,” imbuh dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!