korannews.com – Istilah jenius mengacu pada seseorang dengan kemampuan intelektual tinggi. Psikolog pertama kali mengukur dan mendefinisikan kejeniusan dalam kaitannya dengan intelligence quotient (IQ) seseorang pada awal 1900-an.
Orang pertama yang dinobatkan sebagai seorang jenius memiliki skor IQ 140. Dan sosok jenius seperti ini hanya ada 1 dari setiap 250 orang. Tetapi seorang peneliti terkemuka pada tahun 1940-an menyebut bahwa seorang jenius harus memiliki IQ lebih dari 180 dan itu hanya ada 1 dari setiap 2 juta orang.
Hingga kini, tidak ada satu pun definisi atau syarat pasti untuk disebut jenius. Tetapi banyak dokter telah mempelajari anak-anak yang sangat cerdas dan berbakat untuk memahami kejeniusan dengan lebih baik.
Mereka mendefinisikan kejeniusan sebagai kekayaan orisinalitas, kreativitas, dan kemampuan untuk membayangkan atau berpikir dengan cara dan bidang baru.
Sejatinya, para ilmuwan tidak tahu persis apa yang menyebabkan seseorang menjadi jenius. Mereka menduga ada faktor genetik yang memengaruhi tingkat kecerdasan seseorang. Jenis gen tertentu memengaruhi seberapa besar kecerdasan intelektual yang Anda miliki.
Mengutip WebMD, pengaruh genetik anak Anda memengaruhi motivasi, kepercayaan diri, dan sifat lainnya. Mereka sangat memengaruhi seberapa baik mereka tampil di sekolah atau pada tes yang mengukur kecerdasan.
Ada beberapa ciri fisik tertentu yang dimiliki oleh otak orang-orang jenius atau yang memiliki kecerdasan ekstrem.
1. Volume otak yang lebih besar di bagian tertentu
Hasil pemindaian menunjukkan bahwa orang berbakat atau jenius memiliki lebih banyak bidang abu-abu di otak mereka. Ini adalah bagian otak yang bekerja untuk menghitung dan memproses informasi. Bagian ini juga mengarahkan perhatian, ingatan, bahasa, persepsi, dan interpretasi Anda.
2. Peningkatan konektivitas wilayah otak
Individu yang sangat berbakat atau jenius biasanya memiliki bidang putih yang lebih aktif di otak mereka. Bidang putih ini yang bertindak sebagai ‘pusat komunikasi’ di otak Anda.
Otak orang yang jenius terlihat memiliki jaringan koneksi yang lebih baik dan karenanya menghasilkan pemikiran yang sangat cepat dan kompleks.
3. Peningkatan sensitivitas sensorik dan pemrosesan emosional
Otak orang jenius bisa mengalami “superstimulabilitas” yang membuat mereka sangat sensitif terhadap emosi serta perasaan orang lain. Hal ini dapat membantu mereka menjalin relasi dengan orang lain, tetapi kadang-kadang bisa membuat mereka kewalahan dan merasa cepat lelah.
Ada banyak bentuk kecerdasan manusia, misalnya kecerdasan lingual, kecerdasan motorik, dan kecerdasan visual.
Meski tidak ada daftar resmi yang menjadi ciri anak jenius, berikut adalah sejumlah tanda yang sering muncul pada anak yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi:
Tanda-tanda kecerdasan intelektual yang tinggi pada orang dewasa mirip dengan yang ada pada anak-anak, termasuk belajar cepat, minat pada topik yang unik, dan kemampuan memproses informasi dengan cepat.
Beberapa kebiasaan atau perilaku lain yang mungkin menunjukkan tingkat kecerdasan atau kejeniusan yang tinggi pada orang dewasa adalah: