korannews.com – Depresi pada anak biasanya bisa terjadi pada usia remaja. Namun, sebenarnya hal itu bisa terjadi pada usia berapapun.
Anak-anak mungkin tidak bisa mengungkapkan rasa depresi yang dialaminya. Bahkan, mereka belum bisa memahami situasi psikologis yang mereka rasakan.
Akan tetapi, jika Anda sebagai orang tua bisa berupaya mengenali gejala depresi yang dirasakan oleh anak.
Seperti dilansir Pikiran-Rakyat.com dari The Healthy, berikut gejala depresi yang bisa dirasakan anak.
Depresi membuat tingkat fokus anak menurun. Sehingga anak akan kesulitan memahami penjelasan guru dan sulit mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Jika anak Anda tiba-tiba mengalami penurunan nilai akademik, Anda perlu perhatikan apakah ada tanda gejala depresi lainnya yang dialami anak.
“Banyak komplain tentang hilangnya konsentrasi dan kurang memperhatikan guru. Mereka bingung dan melakukan satu hal berulang-ulang. Mereka merasa pikirannya tidak berfungsi dengan benar,” kata dr. John Walkup, Direktur Divisi Psikiatri Anak dan Remaja dari Universitas Weill Cornell dan Rumah Sakit New York-Presbyterian.
Tidurnya anak yang mengalami depresi tidak membuat energi mereka kembali terisi. Seberapapun seringnya anak tidur, mereka akan tetap merasa capek keesokan harinya.
“Kelelahan itu berpengaruh pada akademik dan kehidupan sosial anak,” kata Lynne Siqueland, Psikolog dari Komite Pendidikan Publik untuk Asosiasi Depresi dan Kecemasan Amerika.
Jika anak berkata, “Tidak ada yang suka sama aku” atau “Aku tidak berharga” maka orang tua perlu mencari tau lebih lanjut.
Orang tua bisa meminta bantuan terapis untuk mengarahkan bahwa pemikiran itu hanyalah pesimisme yang tidak sesuai realita.
Orang yang depresi rentan mengisolasi diri dari orang lain di sekitarnya.
“Mereka merasa tidak nyaman berada di tengah banyak orang. Maka mereka menjauh dari kehidupan sosialnya,” kata dr. Walkup.
Depresi pada anak cukup sulit dikenali. Karena anak tidak hanya terlihat sedih atau kecewa tapi juga mudah marah. Anak yang moody bisa terlihat ngambek sepulang sekolah, tapi baik-baik saja pada saat makan malam.
“Tapi, kalau anak membentak Anda, bagaimanapun situasinya, waspadai gejala depresi lainnya,” kata dr. Siqueland.
Jika anak lebih sering menangis, amati pemicu yang kemungkinan menjadi penyebabnya menangis. Mereka juga biasanya kehilangan minat terhadap sesuatu yang biasanya mereka sukai.
Anak yang mengalami depresi akan menolak jika orang lain berusaha menenangkan atau menghiburnya. Karena anak tahu hal itu tidak membuat mereka merasa lebih baik. Misalnya, mereka menolak jika dipeluk atau diajak bersenang-senang.
Gejala depresi membuat anak tidak peduli pada apapun. Mulai dari tidak tertarik untuk sekolah hingga tidak berminat untuk main bersama temannya.
Anak yang biasanya doyan makan, akan menjadi tidak nafsu makan saat mengalami depresi . Atau sebaliknya anak yang pemilih terhadap makanan, mendadak lebih nafsu makan.
Nafsu makan pada anak memang bisa berubah karena masa pertumbuhan. Tapi jika perubahan nafsu makan juga disertai dengan gejala depresi lainnya, maka perlu diwaspadai.
Meskipun anggota keluarga tidak ada yang mendapat diagnosis resmi, namun jika menunjukkan gejala depresi , maka anak pun beresiko depresi .
Itulah beberapa gejala depresi yang bisa dirasakan pada anak.***