korannews.com – Kehangatan pernikahan harus diusahakan, bukan sesuatu hal yang hadir begitu saja dalam hubungan dua orang.
Kita mungkin merasa begitu jatuh cinta dan berbunga-bunga ketika pertama kali menikah dengan pasangan .
Sayangnya, fase bulan madu itu tidak akan bertahan selamanya apalagi dengan berbagai dinamika dan konflik kehidupan yang datang.
Hubungan jangka panjang cenderung membawa unsur kenyamanan dan kepuasan, sehingga gairah secara alami akan memudar seiring berjalannya waktu.
10 cara menjaga kehangatan pernikahan
Terapis pernikahan dan keluarga berlisensi asal New York, Susan Hartman Brenizer mengatakan faktor eksternal lainnya seperti membesarkan anak atau perubahan karier membuat kita lebih sulit mempertahankan percikan yang dirasakan.
Namun, ia memiliki sejumlah tips untuk mempertahankan kehangatan pernikahan meskipun sudah berjalan bertahun-tahun.
Cara ini juga diaplikasikannya untuk pernikahannya yang sudah berjalan selama lebih dari 18 tahun.
Apa saja?
Biasakan berempati
Menurut Brenizer, empati adalah dasar dari pernikahan jangka panjang.
Ia menekankan pentingnya mendengarkan dan memvalidasi pikiran, perasaan, dan pengalaman pasangat saat mengalami sesuatu daripada mencoba memperbaiki situasi dari sudut pandang kita sendiri.
“Empati dan pengertian selalu datang sebelum memberi nasihat,” pesannya.
Jika dilakukan secara konsisten, ini akan melahirkan keintiman dan memperkuat hubungan pernikahan sehingga terus berkembang dan semakin dalam.
Mendengarkan dengan penuh perhatian
Setiap malam, Brenizer dan suaminya menyisihkan waktu untuk membicarakan bagaimana hari mereka berjalan—meski hanya 10 menit saat memasak makan malam.
Ritual ini mencegah stagnasi dalam hubungan sekaligus memberikan kesempatan kita menghabiskan waktu bersama dengan pasangan tanpa gangguan.
“Kita hanya ingin didengarkan oleh orang yang masih menjadi orang terpenting dalam hidup kita masing-masing,” ujar psikiater klinis ini.
Mengakui emosi kita sendiri
Alih-alih menyalahkan pasangan, Brenizer mengatakan lebih baik fokus pada emosi kita sendiri dan menyampaikan pengaruhnya pada diri kita.
Cara ini membuat pasangan lebih memahami apa yang perlu dilakukan sebagai solusi situasi yang dihadapi.
Komunikasikan kebutuhan dengan pasangan
Pasangan yang menikah selama puluhan tahun tidak selalu tahu apa yang diinginkan satu sama lain.
“Pasangan tidak bisa menjadi pembaca pikiran,” jelas Brenizer.
Jika ada sesuatu yang mengganggu, ia menyarankan untuk mengungkapkan pikiran kita daripada menunjukkan perilaku pasif-agresif.
Gaya komunikasi ini juga menciptakan lingkungan yang nyaman di mana kedua belah pihak merasa nyaman untuk mengekspresikan diri secara bebas.
Menguatkan hubungan dengan gestur cinta
Secara berkala, penting untuk menunjukkan perasaan terhadan pasangan dengan gestur tertentu.
Misalnya memeluk pasangan setelah hari yang panjang, mengatakan “Aku mencintaimu”, menyentuh pundak saat berbicara atau sekadar ucapan terima kasih.
Isyarat verbal dan nonverbal ini membantu pasangan kita mengetahui bahwa dia dicintai dan dihargai.
Memberikan pujian
Pernikahan kadang membuat orang lupa pentingnya memberikan pujian kepada pasangannya.
Brenizer menguraikan jika pujian bisa membantu seseorang merasa dilihat, dihargai, dan dicintai—dan berkontribusi pada kelanggengan hubungan.
Menahan diri dari sikap menghakimi
Cara ini penting untuk menunjukkan jika kita selalu mendukung pasangan, bukannya malah menjatuhkannya.
Dalam pernikahannya, frasa tertentu, seperti “Kamu salah” atau “Itu konyol” dilarang karena menimbulkan rasa sakit dan menghalangi kepercayaan.
“Kita tahu betapa sakitnya satu kritik atau penghakiman tegas,” tandas Brenizer.
Berbagi tugas rumah tangga
Pernikahan adalah kemitraan sehingga pasangan seharusnya berbagi tugas yang adil termasuk memasak, membersihkan rumah dan mengasuh anak.
“Jika saya bekerja agak larut, sangat menenangkan mendengar suami saya di dapur memasak makan malam,” kata Brenizer.
Membagi pekerjaan rumah tangga mengurangi stres dan kebencian serta memprioritaskan persatuan yang setara, sehingga hubungan kita bisa berkembang.
Menyelesaikan konflik dengan percakapan
Konflik adalah bagian yang tak terelakkan dan normal dari semua hubungan bahkan di pernikahan yang sehat.
Alih-alih memendam perasaan sakit hati atau membiarkan perdebatan memanas, kita dianjurkan memulai percakapan untuk menambal ketidaksepakatan.
Kita bisa mengakhiri masalah situasi dengan mengomunikasikan perspektif dan mendengarkan satu sama lain dengan tenang, tidak membentak atau menyalahkan.
Selain itu, jangan biarkan potensi konflik bertahan lama tanpa dibicarakan secara terbuka.
Mempertahankan kemerdekaan pasangan
Pernikahan tidak bisa berkembang jika pasangan tidak memiliki kehidupan pribadinya.
Meskupun senang menghabiskan waktu bersama, kita perlu menjaga kemandirian kedua belah pihak yang mencegah kodependensi dan meningkatkan kepuasan hubungan.
Biarkan pasangan memiliki hobi dan teman-temannya sendiri sehingga lebih bahagia dan berdampak baik pada pernikahan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.