“Dunia usaha menggambarkan situasi krisis global saat ini, sebagai ketidakpastian besar. Pemulihan ekonomi pascapandemi begitu kompleks, yang dipicu adanya perang maupun disrupsi multidimensi,” kata Wapres dalam peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional I Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) 2022, Rabu, 24 Agustus 2022.
Wapres menyampaikan tidak ada rumus baku untuk mengurai ragam persoalan bisnis sekaligus, bahkan model perencanaan dan prakiraan bisnis nyaris tidak mungkin disusun dengan sempurna. Menurutnya, proyeksi perlambatan pertumbuhan global dan disrupsi rantai pasok juga menghadang di depan mata dan harus bijak dikelola para pelaku usaha.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Mereka yang berhasil adalah yang inovatif, adaptif dan dengan berbagai modal untuk mewujudkan cita-cita menjadi negara maju,” terang Wapres.
Dia mengingatkan Indonesia adalah negara kepulauan, negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, memiliki populasi penduduk terpadat di dunia, negara pemimpin di ASEAN serta menikmati sumber daya alam yang berlimpah.
Selain itu, ujar dia, Indonesia memiliki pengalaman, melewati salah satu krisis ekonomi terparah dalam sejarah dunia modern pada 1998, yakni krisis itu justru membuat Indonesia mengalami transisi politik dan pemulihan ekonomi, sehingga menjadi salah satu bangsa yang diperhitungkan di tingkat global.
“Negara kita diproyeksikan akan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada 2050,” kata Wapres.
Di tengah aneka tantangan yang mendera saat ini, kata Wapres, ekonomi kuartal II-2022 tumbuh 5,44 persen dan neraca perdagangan surplus Rp364 triliun. Tren pemulihan diprediksi akan berlanjut didukung peningkatan mobilitas masyarakat sumber pembiayaan dan aktivitas dunia usaha.
Dari sisi konsumsi, Wapres menyebut optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat, yang dalam beberapa bulan terakhir ditopang oleh ekspektasi akan penghasilan, ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha. “Artinya peran pelaku usaha dalam menggerakkan roda ekonomi dan mempercepat pemulihan bangsa ini sangat nyata,” kata dia.
Wapres menekankan pemerintah memahami dan terus berupaya menciptakan ekosistem dunia usaha agar tetap kondusif dan mampu bertumbuh dengan memfasilitasi berbagai akses kemudahan perizinan serta dukungan kebijakan insentif sebagai stimulus.
Di sisi lain dia meminta pelaku usaha ikut memanfaatkan momentum pemulihan pandemi untuk melakukan percepatan transformasi digital. Sebab nilai ekonomi digital Indonesia saat ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara, dengan 40 persen pangsa pasar ekonomi digital ada di Indonesia. “Kita tidak ingin sekadar menonton pelaku usaha dari luar yang meraup keuntungannya,” tutur Ma’ruf.
(HUS)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.