Merdeka.com – Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Survei Cadangan Beras Nasional (SCBN) 2022. Survei yang dilakukan yakni penghitungan ketersediaan cadangan beras di tingkat rumah tangga, penggilingan, pedagang beras, Bulog, horeka, industri dan pengolahan.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah mengatakan, berdasarkan hasil survei stok beras nasional pada periode 31 Maret 2022 mencapai 9,11 juta ton.
“Pada 30 April 2022 meningkat 10,15 juta ton dan stok pada bulan Juni 2022 menjadi 9,71 juta ton,” ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah, dalam keterangan resmi, Selasa (9/8).
Habibullah mengungkapkan, stok beras pada bulan Juni 2022 sebagian besar berada di institusi rumah tangga yang mencapai 6,6 juta ton, kemudian di pedagang 1,04 juta ton, BULOG 1,11 juta ton, penggilingan 0,69 juta ton dan di Horeka maupun industri sebesar 0,28 juta ton.
“Secara umum, rata-rata stok beras di seluruh institusi cenderung mengalami peningkatan pada periode 30 April 2022 dibandingkan periode 31 Maret 2022,” jelasnya.
Rata-rata stok beras di rumah tangga dan produsen mencapai kurang lebih 390-443 kilogram per rumah tangga produsen, atau lebih tinggi jika dibandingkan rata-rata stok beras di rumah tangga konsumen yang hanya 9-10 kilogram per rumah tangga konsumen.
“Survei ini kami lakukan pada bulan Juni 2022 yang digelar di 34 Provinsi meliputi 490 kabupaten/kota dengan jumlah sampel 47.817 sampel yang terdiri dari 14.100 sampel rumah tangga dan 33.717 sampel non rumah tangga dengan melibatkan 1.900 orang petugas sebagai enumerator,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan bahwa survei data ini menjadi penting untuk menentukan program penguatan produksi ke depan. Apalagi, Indonesia dan juga Negara-negara di dunia tengah menghadapi ancaman krisis global.
“Saya dan jajaran dinas di challenge terus, dimana ada dua hal setelah 2019 sampai hari ini: tidak ada impor beras umum. Kemudian, produksi data BPS KSA selalu meningkat dari tahun ke tahun dan menunjukkan surplus. Tapi saya ditambah tugas lagi yang harus diwujudkan bareng-bareng yaitu produktivitas harus naik, bahkan supaya lebih tinggi lagi dari yang sekarang,” jelasnya.
Sekedar informasi, produksi beras nasional pada tahun 2019 mencapai 31,31 juta ton, meningkat di tahun 2020 menjadi 31,36 juta ton dan di tahun 2021 sebesar 31,33 juta ton. Disisi lain, ekspor pertanian dari tahun ke tahun juga mengalami kenaikan yang diikuti kenaikan NTP maupun NTUP. [azz]
Baca juga:
Bulog Komitmen Tingkatkan Kualitas Beras Pemerintah
Bangun 10 Pabrik Modern, Bulog Ingin Jadi King of Rice di Indonesia
Jokowi Tinjau Bendungan Sindangheula, Targetkan 40 Juta Ton Produksi Beras Tahun 2045
Stok Beras Melimpah, Bulog Proyeksi Indonesia Bebas Impor Hingga Akhir 2023
Dirut Bulog Jamin Harga Pangan Stabil Pasca Libur Lebaran
Stok Beras dan Minyak Goreng di Jakarta Dipastikan Aman Jelang Ramadan
Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.