Soal Transparansi Properti, Indonesia Peringkat ke-39

Soal Transparansi Properti, Indonesia Peringkat ke-39

Soal Transparansi Properti, Indonesia Peringkat ke-39

Jakarta: Sektor real estat komersial di Asia Pasifik dinilai masih menarik bagi investor pada beberapa tahun ke depan. Hal ini seiring dengan meningkatnya transparansi pasar. 
 
Global Real Estate Transparency Index dari JLL dan LaSalle Investment Management melaporkan pasar real estat di Asia Pasifik terus berkembang dan semakin akomodatif bagi para investor.
 
Indeks yang diterbitkan dua tahunan tersebut menjadi tolok ukur transparansi pasar bagi investor properti, pengembang, dan pemilik perusahaan. 






Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Peringkat transparansi ditetapkan berdasarkan ketersediaan dan kualitas tolok ukur kinerja dan data pasar, struktur tata kelola, lingkup peraturan dan hukum.
 
Selain itu, proses transaksi dan penanda keberlanjutan untuk membantu investor dan penghuni membuat keputusan berbasis risiko secara terukur.
 
Meski pasar berubah pada tingkat yang berbeda, data menunjukkan peningkatan keseluruhan dalam transparansi real estat di kawasan.
 

Dari 94 negera, Indonesia berada di posisi 39 dalam kategori ‘semi-transparan’. Indonesia naik satu peringkat dibandingkan tahun sebelumnya di posisi 40.
 
Sementara Jepang masuk dalam kategori ‘sangat transparan’ untuk pertama kalinya berkat kemajuan dalam komitmen nol bersih, pengenalan standar bangunan yang lebih berfokus pada keberlanjutan (sustainability), dan peningkatan transparansi seputar pelaporan risiko iklim. 
 
Singapura mulai mendekati kategori ‘sangat transparan’ dengan cakupan data yang lebih dalam dan komitmen keberlanjutan yang jelas. 
 
India termasuk dalam perbaikan global terbaik, dengan peningkatan investasi institusional dan segmen kepercayaan investasi real estat yang matang sehingga membantu peningkatan kualitas dan ketersediaan data pasar.
 
Sementara itu, efisiensi gedung baru, standar emisi yang lebih tinggi, serta proses dan data yang lebih baik untuk transaksi penjualan di Shanghai dan Beijing telah membantu Tiongkok untuk memperkuat posisinya di kategori ‘transparan’.
 
Chief Executive Officer JLL Asia Pasifik Anthony Couse mengatakan, upaya untuk meningkatkan transparansi di Asia Pasifik akan memperbesar minat investor serta membangun kepercayaan para penyewa hunian di kawasan tersebut.
 
“Kami memprediksi akan ada lebih besar dana yang disalurkan ke pasar yang mampu menunjukkan upaya konsisten dalam menyediakan data yang akurat, menegakkan perlindungan hukum dalam kepemilikan properti, dan memacu terciptanya peraturan yang mendukung transaksi terkait,” katanya dalam laporan dikutip Kamis, 25 Agustus 2022.
 
Pihaknya telah melihat pergeseran peran keberlanjutan dalam proses pengambilan keputusan. Perkembangan yang menggembirakan ini serta implementasi dari rencana dan strategi nol emisi karbon (net zero carbon) yang luas akan menjadikan real estat yang tangguh dan berkelanjutan sebagai daya tarik utama yang ditawarkan kawasan ini bagi para investor dan penghuni dalam jangka panjang.
 
Berdasarkan temuan JLL, semakin banyak negara dan kota di Asia Pasifik yang menindaklanjuti komitmen iklim mereka dengan menetapkan standar efisiensi energi dan emisi wajib untuk bangunan, sejalan dengan tujuan net zero carbon.
 
Laporan tersebut juga memperlihatkan peningkatan sertifikasi bangunan hijau dan sehat, dengan sejumlah negara terkemuka mulai mewajibkan pelaporan keberlanjutan dari perusahaan dan mengumpulkan informasi efisiensi energi dan emisi dari bangunan publik.
 
Indeks Transparansi Real Estat Global dari JLL dan LaSalle diterbitkan setiap dua tahun dan merupakan tolak ukur yang unik untuk transparansi pasar yang berguna bagi investor properti, pengembang dan pemilik perusahaan.
 
Indeks mengevaluasi lingkungan hukum dan peraturan, mekanisme penegakan dan ketersediaan data serta menyajikan perbandingan kondisi operasi di berbagai wilayah.

 

(KIE)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Exit mobile version