Pengelola tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan (Tapsel), PT Agincourt Resources (PTAR) berkomitmen terus memanfaatkan warga sekitar tambang sebagai pekerja. Hal ini sebagai bentuk perhatian PTAR kepada warga setempat agar mendapat manfaat langsung dari operasi tambang emas.
Salah satu pekerja lokal, Latipa Henim Siregar, mengapresiasi PTAR yang selalu memberikan dirinya kesempatan untuk berkembang. Wanita yang menjabat sebagai Superintendent Grade Control Operations pada Departemen Mine Geology ini mengatakan, PTAR juga kerap mempercayakan pekerja lokal untuk mengembang suatu posisi tanpa membedakan status gender.
“Selama saya bekerja, PTAR memberikan kesempatan yang sama antara perempuan dan laki-laki untuk mengembangkan diri. Saya pernah mendapat pelatihan teknikal dan hal lain, sama dengan rekan laki-laki. PTAR bahkan mendukung saya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang master dan saya sudah menyelesaikannya,” ujar Latipa dalam rilis yang diterima Alinea.id, Sabtu (20/8).
Latipa bersyukur bekerja di lingkungan Tambang Emas Martabe yang mengusung keberagaman gender. Sebab, lingkungan bekerja seperti itu tidak hanya membuka ruang partisipasi perempuan, melainkan juga mendorong perempuan untuk berani menggali potensi diri dan mengaktualisasikan dirinya sebagai perempuan berdaya.
“Keberagaman gender di PTAR tidak hanya bicara mengenai kuantitas perempuan, tetapi lebih menonjolkan kualitas dan kemampuan dalam memimpin, bekerja sama, berkarya, dan berpendapat. Banyak perempuan di PTAR menempati posisi penting dan berkontribusi positif terhadap perusahaan tanpa mengenyampingkan kaum laki-laki,” katanya.
Sebagai informasi, hingga akhir 2021 tercatat 73,92% karyawan Tambang Emas Martabe adalah masyarakat lokal, melebihi target 70% yang ditetapkan dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Sementara itu, jumlah karyawan perempuan di PTAR mencapai 242 perempuan atau 26% dari total karyawan PTAR.
Melansir informasi dalam laman perusahaan, Tambang Emas Martabe menyatakan komitmennya untuk menyediakan kesempatan kerja yang setara (merekrut, mempekerjakan, melatih, dan mempromosikan setiap individu) tanpa membedakan ras, warna kulit, agama, gender, khususnya kepada pekerja lokal.
Pada kegiatan operasionalnya, Tambang Emas Martabe melibatkan lebih dari 3.000 karyawan dan kontraktor, dengan sekitar 99% adalah warga negara Indonesia, lebih dari 70% di antaranya direkrut dari penduduk setempat.
Artikel ini bersumber dari www.alinea.id.