korannews.com – Presidensi G20 Indonesia yang mengusung tiga isu strategis berupa arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi energi diarahkan untuk menghasilkan concreate deliverable.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso saat menyampaikan keynote speech dalam Seminar Nasional Peluncuran Buku DGB Untuk G20, melalui keterangan di Jakarta, Sabtu, menjelaskan concreate deliverable merupakan proyek, program, atau inisiatif yang menghasilkan manfaat nyata atau konkret bagi masyarakat dunia.
Dimana, hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo agar Presidensi G20 Indonesia dapat menghasilkan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia dan dunia.
“Presiden Indonesia mengungkapkan bahwa forum Presidensi G20 akan menjadi katalis pemulihan ekonomi global yang bersifat inklusif, beragam terobosan telah digiatkan dengan berfokus pada tiga prioritas,” kata Susiwijono.
Lebih lanjut, ia menerangkan pokok-pokok yang dilakukan terkait ketiga agenda utama Presidensi G20 Indonesia, dimana, pada isu arsitektur kesehatan global, dilakukan penggalangan dana global untuk pencegahan, kesiapan, dan respons terhadap pandemi.
Selain itu, juga penguatan resiliensi sistem kesehatan dunia dan standar protokol kesehatan global yang harmonis, serta alih teknologi dan diversifikasi produksi vaksin.
Lalu, terkait agenda transformasi ekonomi berbasis digital, dilakukan penciptaan nilai ekonomi digital untuk pemulihan ekonomi, adopsi teknologi terutama bagi UMKM, pengembangan keterampilan dan literasi digital, dan digitalisasi sektor yang menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Sementara, terkait agenda transisi energi, dilakukan perluasan akses teknologi sumber energi bersih, percepatan penurunan emisi karbon, pelibatan partisipasi sektor swasta, dan percepatan penggunaan sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
Dalam rangka mengawal KTT G20, dia menyebut, sebelumnya telah dilaksanakan pertemuan Sherpa Track dan Finance Track untuk membahas berbagai hal substansi yang akan dituangkan dalam Leaders’ Declaration.
Dimana, Sherpa Track difokuskan untuk membahas isu-isu ekonomi non-keuangan yang terdiri dari pelaksanaan Sherpa Meeting, Ministerial Meeting, Engagement Group, serta Working Group.
“Kegiatan dari Sherpa Track, total acara 438 Sherpa Meeting, Working Group, Engagement Group, serta Ministerial Meeting,” kata Susiwijono.