korannews.com – Praktisi pasar modal Erman Sumirat menyebutkan penerapanenvironmental, social, andgovernance (ESG) mesti tetap memberikan keuntungan kepada emiten, sehingga investor tertarik menanamkan uangnya di saham yang menerapkan prinsip tersebut.
“Saya lihat ESG sebagai sustainable investing bukan cuma socially responsible atau hanya sekadar label, tapi bagaimana caranya emiten menerapkan prinsip keberlanjutan, tapi value tetap naik,” katanya dalam sesi talkshow Capital Market Summit & Expo 2022, yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Ia mencontohkan salah satu perusahaan komoditas yang menerapkan clean development mechanism,sehingga profitnya bertambah, sehingga harga sahamnya naik. Hal ini tetap akan menjadi perhatian investor.
Emiten yang menerapkan prinsip ESG harus bisa memastikan bagaimana penerapan prinsip tersebut bisa memberikan keuntungan bagi perusahaannya seperti meningkatkan labanya.
“Misalnya, isu karbon kredit, bisa tidak menjadi revenue baru bagi perusahaan, dengan adanya implementasi clean development mechanism,” katanya.
Emiten diharapkan tidak sekadar menerapkan prinsip ESG agar sesuai dengan aturan pemerintah, tetapi juga memberikan keuntungan bagi usahanya dan bagi investor.
Dengan penerapan ESG, seharusnya perusahaan juga bisa mengembangkan sumber daya manusia yang dimiliki, yang pada akhirnya membuat tata kelola perusahaan lebih baik serta memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Risiko terkait fraud dan penyuapan seharusnya juga bisa ditekan dengan penerapan prinsip good governance.
“Kalau manusianya bagus, dapat menggerakkan perusahaan, seharusnya semakin cerdas pengelolanya, profit perusahaannya juga semakin meningkat,” ucapnya.
Adapun saat ini Bursa Efek Indonesia telah memiliki empat indeks saham yang dinilai telah menerapkan prinsip ESG, yakni IDX ESG Leader, Indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI, ESG Quality 45 IDX KEHATI, dan SRI-KEHATI.