Penyaluran BBM Subsidi untuk Nelayan di Kepri Diperketat

Penyaluran BBM Subsidi untuk Nelayan di Kepri Diperketat

Penyaluran BBM Subsidi untuk Nelayan di Kepri Diperketat

Kepri: Pemprov Kepulauan Riau (Kepri) memperketat pengawasan distribusi bahan bakar minyak (BBM) subsidi untuk nelayan. Pengawasan ini menyusul adanya keluhan dari para nelayan soal sulitnya mendapatkan solar subsidi untuk melaut.
 
“Persoalan mendasar bagi nelayan Kepri terkait sulitnya ketersediaan solar bersubsidi turut menjadi perhatian Gubernur Ansar Ahmad,” kata Asisten II Sekretariat Daerah Pemprov Kepri Luki Zaiman Prawira di Tanjungpinang, Kepri, Rabu, 24 Agustus 2022.
 
Luki Zaiman menyebutkan dalam kunjungan Gubernur Kepri ke beberapa daerah setempat, selalu mendapatkan keluhan dari nelayan terkait sulitnya mendapatkan solar subsidi. Sementara BBM merupakan komponen terpenting dan ongkos terbesar setiap kali nelayan melaut.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Bapak gubernur berpesan agar kita duduk bersama memecahkan masalah ini, nelayan di Kepri harus benar-benar dibantu supaya mereka bisa melaut dan kesejahteraannya meningkat,” ucap Luki.
 
Baca: Respons Rencana Penaikan Harga BBM, PKS: Dua Juta Nelayan Bisa Menganggur
 
Berdasarkan dari data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pemprov Kepri, jumlah nelayan di daerah itu pada tahun 2022 tercatat sebanyak 194.225 orang. Dengan jumlah total armada penangkapan di Kepri sebanyak 62.671 kapal.
 
Adapun dari jumlah armada tersebut, lanjutnya, maka pihak yang berhak menggunakan Jenis BBM Tertentu (JBT) atau solar bersubsidi adalah sebanyak 30.297 kapal. Solar bersubsidi dikhususkan bagi nelayan kecil dengan kapal bermesin 1 sampai dengan 10 GT.
 
Saat ini, kuota kebutuhan khusus nelayan JBT di Kepri mencapai 120.244 kilo liter. Sementara realisasi kuota sesuai SK. BPH Migas Nomor 32 Tahun 2022 untuk Kepri sebesar 126.556 kilo liter. Kuota tersebut mencakup kuota semua sektor yang meliputi rumah tangga, pertanian, sektor perikanan, dan transportasi.
 
“Pak gubernur menginstruksikan agar kebutuhan kuota JBT dianalisis untuk masing-masing sektor. Dengan begitu, pembagian distribusi untuk JBT khususnya bagi nelayan bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan,” ungkap Luki.
 
Menurutnya, pihak-pihak terkait harus cermat untuk mengukur kebutuhan BBM subsidi di setiap, karena kuota dari BPH Migas itu untuk semua sektor, sehingga pembagiannya harus lakukan dengan teliti.
????
Selain itu, lanjutnya, Gubernur Ansar juga menekankan pentingnya pengawasan dalam alokasi distribusi JBT. Sehingga benar-benar nelayan kecil yang memang berhak mendapatkan JBT yang menggunakan solar subsidi untuk melaut.
 
Pemprov Kepri juga segera membentuk tim khusus pengawasan penyaluran solar bersubsidi yang menggandeng TNI dan Polri agar solar bersubsidi bisa tepat sasaran.
 
“Kalau masalahnya ada dalam pengawasan, kita harus bantu PT Pertamina, jangan biarkan mereka sendirian. Dalam kondisi seperti ini kita memang harus lihat benar sampai ke bawah seperti apa penyalurannya,” ucap Luki.
 
Lebih lanjut, Luki menyampaikan pihaknya juga terus berkoordinasi dengan BPH Migas agar bisa menambahkan kuota JBT di Kepri. Juga telah dilakukan kesepakatan bersama antara Kantor Staf Presiden (KSP) dengan beberapa daerah lainnya, bahwa untuk nelayan dengan kapal sampai 10 GT akan mendapatkan prioritas untuk pemenuhan kebutuhan JBT.
 

(NUR)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Exit mobile version