Nilawati Irjani, Digitalisasi Jadi Strategi Bisnis Astra Property di Masa Pandemi

Nilawati Irjani, Digitalisasi Jadi Strategi Bisnis Astra Property di Masa Pandemi

Nilawati Irjani, Digitalisasi Jadi Strategi Bisnis Astra Property di Masa Pandemi
Nilawati Irjani, Wakil Presdir Astra Property.

Bagi Nilawati Irjani, Wakil Presdir Astra Property, dalam menghadapi situasi pandemi, yang menjadi perhatian utamanya adalah kesehatan seluruh karyawan dan keluarga, tidak hanya kesehatan fisik, tapi juga kesehatan mental. Kemudian, menjaga komunikasi dan koordinasi tetap baik, sehingga produktivitas karyawan tetap tinggi, terutama ketika harus bekerja dari rumah dan tidak saling bertemu tatap muka untuk waktu lama. Itulah tantangan yang dihadapinya dalam dua tahun terakhir ketika Indonesia diterjang pandemi Covid-19.

Tantangan lainnya, menjaga keberlanjutan bisnis dan operasional perusahaan, serta mempertahankan seluruh karyawan. Karena itu, “Organisasi dituntut untuk bergerak cepat, lincah, dan kreatif dalam beradaptasi dengan fase krisis yang mendadak,” kata Nilawati.

Menurutnya, prioritas utama dan segera bagi masyarakat dan bisnis adalah kesehatan dan antisipasi periode pandemi yang berkepanjangan. Kemudian, mempertahankan kepuasan dan kepercayaan pelanggan tetap tinggi di tengah kondisi krisis dan pembatasan mobilitas juga merupakan tanatangan tersendiri. Perubahan gaya hidup dan daya beli pelanggan juga menjadi tantangan yang harus diantisipasi.

“Kami terus berupaya menjaga komunikasi dan kerjasama yang baik dengan pelanggan dan seluruh partner di dalam supply chain untuk memastikan komitmen tetap dapat dipenuhi dengan baik dalam bentuk produk dan layanan berkualitas tinggi,” Nilawati menerangkan.

Pandemi memang berdampak besar bagi industri properti. Menurutnya, secara umum dampak pandemi bagi bisnis Astra Property adalah penurunan tingkat permintaan terhadap produk properti yang secara langsung menurunkan tingkat penjualan, baik di sektor properti komersial perkantoran, ritel, maupun residensial. Proyek Astra Property antara lain Menara Astra di Sudirman dengan tinggi 281 meter, kawasan perumahan Asya di Jakarta Timur, serta rest area Resta Pendopo 456 di tol Semarang-Solo.

Penurunan tingkat perekonomian di masa krisis ini, tentu saja, memengaruhi prioritas dan daya beli terhadap produk properti. “Investasi properti tidak menjadi prioritas, perlu waktu untuk pulih, seiring dengan pemulihan ekonomi Indonesia dan global pascapandemi,” ungkap eksekutif wanita yang mengawali karier di Grup Astra dengan bergabung di PT United Tractors Tbk. ini. 

Penyebab menurunnya bisnis properti itu, pertama, pengetatan biaya operasional perusahaan dan adaptasi pola kerja work from home/work from office (WFH/WFO), yang menyebabkan penundaan keputusan serta peninjauan kembali kebutuhan dan rencana penambahan ruang kantor. Kondisi ini menurunkan permintaan akan ruang perkantoran.

Penyebab kedua, pembatasan mobilitas di ruang publik, yang menyebabkan menurunnya tingkat kunjungan ke gedung perkantoran, pusat ritel, ataupun sales gallery. Kegiatan pameran dan promosi properti di ruang publik pun sangat terbatas.

Menurut Nilawati, kondisi ini langsung mengakibatkan penurunan tingkat penjualan, juga penundaan keputusan pembelian properti. Keputusan akhir pembelian properti, katanya, tetap membutuhkan kunjungan langsung ke sales gallery, rumah contoh, dan lokasi pembangunan.

Dan, penyebab ketiga, penurunan daya beli dan kemampuan bayar sebagai dampak pandemi terhadap sumber ekonomi pelanggan.

Untuk menghadapi situasi tersebut, strategi Nilawati mencakup beberapa aspek. Dari aspek leadership, manajemen Astra Property meningkatkan frekuensi komunikasi virtual dengan seluruh karyawan tentang pandemi dan kesehatan fisik/mental, situasi pasar dan strategi perusahaan, serta budaya perusahaan.

“Melalui program komunikasi Care to Share, secara berkala direksi atau pembicara terpilih menyampaikan informasi terkini, sharing materi kesehatan dan pengembangan, serta terus meningkatkan motivasi kepada seluruh karyawan,” kata Nilawati. Agenda dikemas dengan fun dan ada tambahan fun game yang memastikan partisipasi karyawan.

Kegiatan fun engagement lainnya juga disusun, antara lain kegiatan olahraga dan seni virtual yang melibatkan tim bersama direksi dan karyawan. Juga kegiatan virtual employee gathering, perayaan hari besar nasional dan perusahaan, serta penghargaan masa kerja karyawan.

“Kami terus berupaya menjaga komunikasi dan kerjasama yang baik dengan pelanggan dan seluruh partner di dalam supply chain untuk memastikan komitmen tetap dapat dipenuhi dengan baik dalam bentuk produk dan layanan berkualitas tinggi.”

Nilawati Irjani, Wakil Presdir Astra Property

Selanjutnya, meningkatkan kompetensi setiap pemimpin untuk beradaptasi mengoordinasikan unit kerjanya dalam situasi pandemi, terus mendorong inovasi dan digitalisasi, serta melakukan coaching dan mentoring. Kemudian, melakukan evaluasi dan program peningkatan kompetensi teknis tim operasional, serta memastikan konsistensi implementasi budaya perusahaan dengan sosialisasi dan berbagai sesi pembelajaran virtual.

Masih di aspek leadership, Astra Property juga meningkatkan fungsi PDCA (Plan, Do, Check, Action), internal control, dan risk management. Hal ini untuk memastikan konsistensi implementasi policy, system, dan process dalam mencapai target perusahaan.

Dari aspek kesehatan karyawan, Nilawati membentuk gugus tugas Covid-19 yang memantau dan melaporkan kesehatan karyawan setiap hari; memberikan informasi dan arahan terkait Covid-19 dan protokol kesehatan, serta memberikan dukungan bagi karyawan yang sakit. Lalu, memastikan setiap karyawan melaporkan kondisi kesehatannya setiap hari melalui aplikasi tracking kesehatan harian. “Atasan diminta aktif mengingatkan anggota timnya masing-masing akan pentingnya protokol kesehatan dan menjaga kesehatan diri,” ungkapnya.

Nilawati menambahkan, digitalisasi juga menjadi strategi bisnis Astra Property di masa pandemi. Hanya saja, program digitalisasi layanan pelanggan dan proses kerja dilakukan tidak hanya untuk beradaptasi dengan kondisi pandemi, tetapi terutama bertujuan meningkatkan kepuasan pelanggan dan kinerja operasional. “Indeks kepuasan pelanggan meningkat di setiap properti yang dimiliki dan dikembangkan oleh Astra Property,” ungkapnya.

Selanjutnya, meningkatkan proses kerja dan operational excellence dengan pengembangan program digital di bagian sales/marketing, construction/quality management, property management, human capital, serta finance & accounting untuk meningkatkan produktivitas. Adapun sistem kerja karyawan dan pola pengelolaannya, menurut Nilawati, Astra Property telah menjalankan pengaturan WFH/WFO secara fleksibel.

“Koordinasi virtual, pembelajaran virtual, dan sistem approval virtual telah diterapkan untuk memastikan produktivitas kerja karyawan. Pengelolaan pengaturan jam kerja karyawan WFH/WFO dilakukan secara desentralisasi di setiap unit kerja masing-masing. Pengelolaan policy dan sistem kekaryawanan lainnya serta pengembangan kompetensi dilakukan secara terpusat,” mantan Direktur PT Acset Indonusa Tbk. ini menjelaskan.

Nilawati lalu memaparkan kinerja Astra Property sepanjang 2020 dan 2021. Meskipun menghadapi tantangan di tengah pendemi, perusahaan ini menunjukkan kinerja yang terus meningkat. Bisnis properti PT Astra International Tbk. ini di tahun 2021 meningkat 26% dibandingkan tahun 2020, dan di tahun 2020 naik 12% dari tahun sebelumnya.

“Ini merupakan hasil dari sinergi seluruh bagian di perusahaan dan inovasi yang dilakukan demi efisiensi dan efektivitas kerja,” ungkap Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung (1994) ini.

Menghadapi era bisnis baru pascapandemi, Nilawati menjelaskan, Astra Property akan fokus pada strategi. Antara lain, meningkatkan kinerja current portfolio properti komersial perkantoran, ritel, dan residensial; mengembangkan proyek properti baru; serta mengembangkan portofolio properti baru di bidang industri. Pada Februari 2022, Astra Property melalui Astra Land Indonesia mendirikan usaha patungan dengan LOGOS untuk mengembangkan dan mengelola gudang logistik modern di Indonesia.

Selanjutnya, meningkatkan operational excellence di seluruh fungsi operasional perusahaan untuk menambah kepuasan pelanggan, mengembangkan digitalisasi layanan pelanggan dan proses bisnis yang fokus pada peningkatan customer experience dan operational excellence, serta mengembangkan kompetensi dan kapabilitas organisasi. Di samping itu, juga pengembangan strategi ESG (Environment, Social, and Governance) dalam menjalankan bisnis. Antara lain, Green Mark Platinum Certification di Menara Astra dan inovasi produk properti residensial. (*)

Kusnan M. Djawahir dan Andi Hana

www.swa.co.id


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.

Exit mobile version