“Kami ingin memperluas kerja sama dan dialog antarparlemen. Dan kami melakukan ini pada saat presiden kami telah meluncurkan Inisiatif Asia-Pasifik yang kami dukung,” kata Pelosi.
Dalam pidatonya, Pelosi juga memperkenalkan anggota delegasi Amerika.
Bertemu dengan Kepala Eksekutif Taiwan
Kemudian pada hari itu, dia bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, yang mengatakan pada pertemuan itu bahwa pihak berwenang pulau itu tidak akan mundur dalam menghadapi ancaman militer.
“Kami akan dengan tegas menegakkan kedaulatan bangsa kami dan pada saat yang sama terus memegang garis pertahanan demokrasi,” kata Tsai Ing-wen.
Tsai juga memberi Pelosi medali sebagai pengakuan atas pengabdiannya pada pulau itu dan menyatakan rasa hormatnya atas berapa lama dia membela kebebasan, demokrasi, dan hak asasi manusia.
Pada gilirannya, Pelosi mengklaim bahwa tujuan perjalanannya adalah untuk “menjelaskan dengan tegas bahwa AS tidak akan meninggalkan komitmen terhadap Taiwan.”
“Solidaritas Amerika ke Taiwan sangat penting dan itulah pesan yang kami bawa hari ini,” katanya.
‘Komitmen Tak Tergoyahkan’
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa, dia menunjukkan kalau perjalanannya untuk “menghormati komitmen tak tergoyahkan Amerika mendukung demokrasi Taiwan yang dinamis.”
Dia tiba di Taiwan pada Selasa malam, menentang serangkaian peringatan dan ancaman mengerikan dari China, yang menganggap kunjungan itu sebagai provokasi serius karena mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya.
Beratnya situasi berasal dari fakta bahwa Pelosi adalah pejabat AS terpilih paling terkemuka yang mengunjungi Taiwan dalam 25 tahun sebelumnya, karena ia berada di urutan kedua untuk menggantikan kursi presiden yang didambakan.
Kunjungan Pelosi “secara serius melanggar prinsip satu China” dan “secara jahat melanggar kedaulatan China,” menurut Menteri Luar Negeri China Wang Yi, yang membuat pernyataan pada Rabu pagi. Wang mengklaim itu menunjukkan sekali lagi bahwa AS adalah “penghancur perdamaian dan stabilitas regional terbesar di Selat Taiwan.
Menanggapi kunjungan tersebut, Selasa malam, Kementerian Luar Negeri China memanggil Duta Besar AS Nicholas Burns dan mengancam bahwa Washington “akan membayar harganya.”
Kunjungan Pelosi ke Taiwan dilaporkan ditentang oleh pemerintahan Biden, tetapi juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menegaskan, dia bebas bepergian ke mana pun dia mau. Namun, AS telah menyatakan kebijakannya terhadap Taiwan tidak berubah.
Beijing menganggap pulau itu sebagai provinsinya dan selalu menentang setiap kontak antara perwakilan Taipei dan pejabat yang berkuasa, terutama yang berpangkat tinggi, atau militer dari negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan China.
Sumber: sputniknews.com/
Artikel ini bersumber dari www.alinea.id.