korannews.com – Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen berdiskusi dengan para CEO dan pemimpin bisnis untuk membahas ambang batang utang AS .
Hal ini dilakukan setelah Yellen mengatakan kepada Kongres kalau AS dapat gagal memenuhi kewajiban bayar utang pada 1 Juni tahun ini.
Itu sekaligus meningkatkan tekanan pada Presiden dan Kongres untuk segera membahas jalan keluarnya.
Di sisi lain Kantor Anggaran Kongres juga memperkirakan, ada risiko yang jauh lebih besar yaitu Departemen Keuangan akan kehabisan dana pada awal Juni karena pengumpulan pajak yang lebih rendah dari perkiraan.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan minggu lalu, para ekonom Gedung Putih mengatakan, gagal bayar utang atau ‘default‘ yang berkepanjangan akan menghapus lebih dari 8 juta pekerjaan dan memangkas setengah nilai pasar saham.
Laporan tersebut memperkirakan dampak dalam tiga skenario: brinksmanship, default singkat, dan default berkepanjangan.
Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan skenario gagal bayar yang berlarut-larut membayangkan kebuntuan selama tiga bulan.
Bahkan, skenario brinksmanship, ketika default dihindari akan menghapus 200.000 pekerjaan dan menurunkan 0,3 poin persentase dari produk domestik bruto tahunan.
Dalam default singkat, ekonomi akan kehilangan sekitar setengah juta pekerjaan dan tingkat pengangguran akan naik 0,3 poin persentase.
Joe Biden sendiri akan ebtemu dengan empat pimpinan kongres pada hari Selasa ini.
Harapannya pertemuan ini akan memunculkan solusi untuk menghindari potensi gagal bayar dan konsekuensi ekonomi bencana kurang dari satu bulan.
Namun begitu, Gedung Putih mengatakan tidak akan bernegosiasi mengenai plafon utang AS.